Penyebab 'Resesi Seks' Jepang sejak Sebelum Pandemi

CNN Indonesia
Senin, 22 Agu 2022 17:48 WIB
Jepang disebut-sebut menjadi negara yang paling parah mengalami 'resesi seks' di antara sejumlah negara beberapa tahun sebelum pandemi Covid-19.
Ilustrasi. (Istockphoto/Tuaindeed)

Penurunan aktivitas seksual di Jepang ini disebut-sebut terjadi karena beberapa faktor, termasuk jam kerja hingga terlalu banyak waktu yang dihabiskan di dunia maya.

Selain itu, warga Jepang juga dikenal sangat menggemari teman dalam bentuk digital, hingga "rekan" dalam bentuk robot dan hologram begitu populer di negara matahari terbit itu.

Meski demikian, Ueda menilai kekhawatiran anak muda terhadap situasi finansial dan pekerjaan merupakan salah satu faktor penting yang memicu resesi seks di Jepang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dibanding warga yang punya pekerjaan tetap, mereka yang bekerja paruh waktu empat-lima kali lebih berpotensi tak berpengalaman [seksual] di usia 25 hingga 29 tahun, dan mereka yang pengangguran delapan kali lebih berpotensi," tuturnya.

Shota Suzuki sendiri sebenarnya punya pekerjaan tetap. Namun, ia tetap tak laku di pasar perjodohan.

"Saya tak punya cukup uang untuk menikah, hanya cukup untuk diri saya sendiri. Teman-teman saya juga begitu," katanya.

Sebagai negara yang memang sudah mengalami penurunan populasi, resesi seks ini pun menjadi kabar buruk.

Jika tren ini terus berlanjut, populasi Jepang diperkirakan dapat merosot hingga lebih dari setengah dalam kurun satu abad.

(has/has/bac/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER