6 Prestasi PM Finlandia yang Doyan Pesta: Atasi Covid-Daftar NATO
Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin, menjadi sorotan usai video pesta liarnya viral di media sosial. Namun, di luar itu, ia juga memiliki sederet prestasi.
Sebelum menjadi PM, Marin akrab dengan dunia politik sejak usia muda. Pada umur 27 tahun, ia terpilih menjadi anggota Dewan Kota Tampere.
Tiga tahun kemudian, perempuan itu menjadi anggota parlemen. Sebelum menjadi PM, ia getol mendukung kuota pengungsi dan meningkatkan pajak demi mendukung kesejahteraan negara.
Selain itu, berikut sederet prestasi Marin selama menjadi perdana menteri Finlandia.
1. PM termuda Finlandia
Sanna Marin menjadi perdana menteri Finlandia pada 2019 lalu, saat masih berusia 34 tahun. Di umur tersebut, ia menjadi PM termuda di negara Nordik itu.
"Saya tidak pernah memikirkan usia saya atau jenis kelamin saya. Saya hanya memikirkan isu yang membuat saya berperan dalam politik," kata Marin, seperti dikutip ABC News.
Beberapa pengamat bahkan menilai ia merupakan salah satu figur pemimpin dunia yang kuat.
Salah satu peneliti dari Studi Ekonomi Universitas Helsinki, Timo Miettinen, menganggap Marin adalah sosok yang berintegritas.
"Dia tak mengabaikan pertanyaan sulit dan merespons debat politik di televisi dengan baik," ujar Miettinen.
2. PM perempuan termuda dunia
Selain menjadi pemimpin termuda di Finlandia, Marin juga menjadi perdana menteri perempuan termuda di dunia, sebagaimana diberitakan Time.
Status itu menjadikan ia dan koalisi pemerintahannya menjadi sorotan global. Dalam koalisinya, semua pemimpinnya merupakan perempuan, dan empat di antaranya berusia di bawah 35 tahun.
Namun, Marin tak ingin fokus pada isu-isu "rekor" semacam itu.
"Tentu menjadi kesempatan yang bagus bagi Finlandia untuk menghadirkan itu, dan saya senang. Namun saya kira, jika Anda fokus pada isu dan bukan orangnya, itu lebih mudah," kata dia.
3. Berhasil atasi Covid
Saat Covid-19 menyerang Finlandia di awal pandemi, Marin disebut berhasil mengatasinya.
Marin mendapat nilai tinggi usai berhasil menavigasi Finlandia melawan gelombang pertama infeksi Covid-19 pada 2020 lalu.
Ketika itu, ia mengeluarkan Undang-Undang Tindak Darurat. Aturan itu berisi kebijakan menutup perbatasan, serta mengambil kendali cadangan obat-obatan dan peralatan medis.
Marin juga meminta Kementerian Dalam Negeri untuk membatasi perjalan dalam negeri untuk menekan laju penularan Covid-19, demikian laporan Womens Agenda.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>