Selain mengkritik hal-hal yang dinilai tak sesuai syariat Islam, Al Thalib juga keras menentang pendudukan Israel di Palestina.
Ia pun naik pitam ketika pemerintah Saudi menunjukkan gelagat perbaikan hubungan dengan Israel.
Di awal 2018, Putra Mahkota Saudi, Mohamed bin Salman (MbS), menyebut Israel punya hak atas tanah mereka sendiri. Ia juga menganggap banyak kepentingan antara Saudi dan Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Al-Thalib menilai setiap orang yang berusaha memaksakan kehendak mereka atas Yerusalem sedang berusaha menebar kekacauan, memicu kekerasan, menanam kebencian, dan memicu pertumpahan darah di wilayah itu.
Menurutnya, hal-hal tersebut menimbulkan keretakan dalam masyarakat dan distorsi peradaban dunia.
Al-Thalib juga meminta Saudi bekerja sama memperjuangkan Palestina alih-alih menyebarluaskan kekerasan dengan menjalin kesepakatan dengan Israel.
Menurut laporan lembaga Taj Rights, Al-Thalib lantas meminta agar masyarakat Saudi mendukung Palestina, rakyat, dan kesuciannya. Al-Thalib juga menyatakan Palestina milik warga Arab dan Muslim.
Berasal dari keluarga yang dekat dengan pengetahuan, Al-Thalib juga disebut lancar berbahasa Inggris.
Ia menamatkan pendidikan dan mendapatkan gelar master hukum internasional dari Georgetown, Washington DC, AS.
Dia juga merupakan alumni Universitas Imam Saudi. Selain itu, Al-Thalib juga mendapat gelar pascasarjana studi Perbandingan Yurisprudensi Islam, demikian dilaporkan Haramain Sharifain.
(isa/has)