Gorbachev percaya untuk mendapatkan perekonomian yang lebih baik, Soviet perlu memperbaiki hubungannya dengan seluruh dunia, khususnya Amerika Serikat.
Ia kemudian mengumumkan menarik pasukan Uni Soviet dari Afghanistan yang sudah menginvasi negara Asia Selatan tersebut sejak 1979. Ia juga mengurangi keberadaan militer di berbagai negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakta Warsawa sendiri merupakan organisasi pertahanan yang menempatkan Uni Soviet sebagai komando angkatan bersenjata negara anggotanya. Pakta itu melibatkan Soviet, Albania, Polandia, Rumania, Hungaria, Jerman Timur, Czechoslovakia, dan Bulgaria.
Pakta Warsawa ini didirikan Soviet sebagai tandingan Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) yang berisikan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa dan Amerika Utara.
Namun, Pakta Warsawa tidak berdiri lama dan bubar hanya dalam beberapa bulan saja.
Pada 26 April 1986, reaktor nuklir Unit 4 yang berada di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl di Pripyat (yang kini dikenal Ukraina), meledak. Ledakan tersebut mengeluarkan bahan radioaktif 400 kali lebih banyak ketimbang bom di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II.
Merespons bencana ini, pemerintahan Gorbachev mencoba menutupi kehancuran imbas ledakan tersebut.
Pihak Uni Soviet mengklaim laporan Barat terkait bahan radioaktif yang menyebar melalui angin adalah kabar burung.
Pekerja kemudian baru dapat mengontrol kembali kebocoran radioaktif pada 4 Mei.
Gorbachev sendiri tidak memberikan pernyataan resmi mengenai bencana ini sampai 14 Mei, 18 hari setelah ledakan terjadi.
Ia menyebut ledakan di Chernobyl sebagai "kemalangan" dan mengklaim laporan media Barat terkait hal itu sebagai "kampanye tak bermoral dan kebohongan."
Namun, propaganda Partai Komunis berbanding terbalik dengan kehidupan masyarakat yang berada di daerah terkontaminasi. Banyak dari mereka mendapatkan efek fisik dari keracunan radiasi.
Ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap Uni Soviet hancur.
Beberapa dekade setelah bencana itu, Gorbachev menyatakan bahwa bencana Chernobyl "mungkin merupakan penyebab sebenarnya dari runtuhnya Uni Soviet lima tahun setelahnya."