Jakarta, CNN Indonesia --
Provinsi Sichuan di China menjadi sorotan usai gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang wilayah itu pada Senin (5/9) waktu setempat.
Media China melaporkan setidaknya 21 orang tewas imbas bencana tersebut. Selain itu, rumah dan jalanan juga hancur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC) mencatat gempa itu berada di kedalaman 40 km.
Pusat Jaringan Gempa China melaporkan pusat gempa berada di kota Luding, sekitar 226 km barat daya Chengdu.
Warga di Chengdu tampak berlarian ke sana-ke mari untuk menyelamatkan diri. Beberapa bahkan tampak menangis karena gempa yang terjadi.
[Gambas:Video CNN]
Salah satu warga juga mengatakan getaran bak tak henti-henti. Insiden ini mengingatkan mereka pada gempa 2008 silam.
Gempa terasa hingga Provinsi Yunna, Shaanxi, dan Guizhou yang berjarak ratusan kilometer dari pusat gempa.
Sichuan bukan kali pertama dilanda gempa. Pada 2017 lalu, gempa bermagnitudo 6,5 menghantam Provinsi Sichuan. Ketika itu, korban tewas mencapai 19 orang dan 263 terluka.
Gempa terjadi sekitar pukul 09.20 waktu setempat. Berdasarkan Survei Geologi AS, pusat gempa berada 284 kilometer utara Provinsi Chengdu dan mencapai kedalaman 10 kilometer.
Wilayah yang terdampak imbas bencana itu yakni Jiuzhaigou, salah satu taman nasional paling terkenal di China dan masuk warisan dunia UNESCO.
Sebelumnya, wilayah ini juga pernah diguncang gempa parah pada Mei 2008 lalu.
Ketika itu, gempa bermagnitudo 8.00 menyebabkan 70 ribu orang tewas.
Sichuan terletak di zona seismik yang sangat aktif. Selama berabad-abad aktivitas ini menghasilkan banyak gempa bumi, demikian dikutip Britannica.
Gelombang Panas
Selain gempa, Sichuan juga pernah dilanda gelombang panas dengan suhu mencapai 40 derajat Celsius.
Cuaca panas ekstrem itu memicu krisis listrik dan membuat petani kehilangan hasil ternak dan panen mereka.
Pihak berwenang Sichuan bahkan sampai melakukan pemadaman bergilir terhadap kantor dan rumah penduduk.
Imbas kebijakan itu, gedung pencakar langit tampak redup, pabrik tertutup, dan kereta bawah tanah gelap.
Dampak pemadaman listrik itu juga terasa hingga Chongqing dan provinsi timur di sepanjang Sungai Yangtze, demikian dikutip CNN.
Sichuan terkenal dengan sumber daya airnya yang kaya. Sebagian besar wilayah ini bergantung pada pembangkit listrik tenaga air.
Di tengah suhu yang terik dan kekeringan berkepanjangan, waduk di seluruh Sichuan mengering. Sehingga, melumpuhkan PLTA yang menyumbang hampir 80 persen dari kapasitas pembangkit listrik provinsi.
Pada Agustus lalu, Sichuan mengalami penurunan kapasitas pembangkit listrik tenaga air sebesar 50 persen.
Sementara itu, gelombang panas yang tak henti-henti mendorong permintaan listrik ke level tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Keindahan Sichuan
Sichuan berada di lembah atas Sungai Yangtze dan merupakan wilayah terbesar kedua di China.
Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Gansu dan Shaanxi di sebelah utara di sebelah timur berbatasan dengan Chongqing, di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Qinghai.
Sichuan memiliki iklim yang sejuk dan lembab, tanah yang subur dan sumber daya mineral serta kehutanan yang melimpah.
Wilayah ini disebut-sebut menjadi salah satu provinsi yang paling makmur dan mandiri secara ekonomi.
Beberapa orang melihat Sichuan sebagai negara di dalam negara dan China versi kecil.