Media Asing Klaim RI Pikir-pikir Beli Minyak Rusia saat Invasi Ukraina
Indonesia dilaporkan sedang mempertimbangkan bergabung dengan India dan China untuk membeli minyak dari Rusia terlepas dari rentetan sanksi Barat terhadap Moskow menyusul invasinya ke Ukraina sejak Februari 2022.
Laporan itu pertama kali diungkap surat kabar asal Inggris, Financial Times (FT), pada Minggu (11/9) mengutip pernyataan langsung Presiden Joko Widodo dalam wawancara khususnya.
FT melaporkan Jokowi mempertimbangkan hal itu demi mengimbangi kenaikan biaya energi yang terus melonjak di Indonesia.
"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Jokowi kepada FT ketika ditanya apakah Indonesia bersedia membeli minyak dari Rusia seperti dikutip Reuters.
Pernyataan itu diungkap Jokowi setelah pemerintah menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baru-baru ini.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina berlangsung, harga pangan hingga gas dan minyak dunia memang terus meroket.
Harga minyak dunia tercatat melonjak 4 persen pada akhir perdagangan Sabtu (10/9) pagi. Lonjakan harga minyak mentah terjadi akibat kebijakan pemangkasan pasokan, sekaligus ancaman Rusia mengurangi pasokan minyak dan gas ke Eropa.
Pekan lalu, Presiden Vladimir Putin mengancam akan menghentikan ekspor migas ke Eropa jika negara-engara tersebut menerapkan batas harga.
Uni Eropa mengusulkan pembatasan harga gas Rusia. Hal ini meningkatkan risiko penjatahan musim dingin jika ancaman Putin terealisasi. Raksasa migas Gazprom Rusia sendiri telah menghentikan aliran dari pipa gas Nord Stream 1.
Harga minyak juga mendapat tekanan terbatas dari kekhawatiran perpanjangan penguncian covid-19 China dan kenaikan suku bunga global yang akan memperlambat aktivitas ekonomi dan menekan permintaan bahan bakar.
Sementara itu, CNNIndonesia.com sudah menghubungi Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, dan Staf Khusus Presiden RI Bidang Ekonomi, Arif Budimanta untuk meminta konfirmasi terkait pernyataan Jokowi soal rencana RI membeli minyak dari Rusia dalam wawancara dengan FT tersebut.
Faizasyah mengaku belum mengetahui perihal tersebut. Namun, ia mengatakan tujuan utama suatu negara bekerja sama dengan negara lain adalah demi memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan rakyatnya.
Mesk begitu, Faizasyah mengatakan detail kerja sama bidang energi Indonesia ada di kewenangan Pertamian dan Kementerian Energsi Sumber Daya Mineral.
Sementara itu, Arif juga mengatakan hal serupa.
"Terkait soal ini, Mohon komunikasi dengan Pertamina dan KMESDM ya," kata Arif.