3 Poin Penting Pertemuan Mesra Xi Jinping-Putin di Uzbekistan

CNN Indonesia
Jumat, 16 Sep 2022 07:19 WIB
Pertemuan tatap muka Presiden Vladimir Putin dan Presiden Xi Jinping di Uzbekistan semakin menunjukkan kemesraan antara Rusia-China.
(Foto: AFP/Alexandr Demyanchuk)

Isu Taiwan

Pertemuan Xi dan Putin ini juga berlangsung kala ketegangan Taiwan dan China tengah memanas akibat lawatan sejumlah pejabat AS ke Taipei pada Agustus lalu.

Bagi China, Taiwan masih merupakan wilayah kedaulatannya yang berambisi untuk merdeka. Menurut Beijing, setiap pejabat asing yang mengunjungi Taipei menunjukkan dukungan negara tersebut terhadap kemerdekaan Taiwan yang merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan China.

Sejak itu, China semakin getol melancarkan provokasi militer terhadap Taiwan dengan menggelar latihan militer besar-besaran dan mengirimkan drone sampai jet tempur ke Selat Taiwan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pertemuannya dengan Xi, Putin menegaskan posisi Rusia yang setia memegang prinsip Satu China.

"Kami menganut prinsip Satu China. Kami mengutuk provokasi AS di Selat Taiwan," kata Putin.

Hubungan Tanpa Batas

Hubungan China dan Rusia terus menunjukkan kemesraan dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara menilai hubungan "tanpa batas" Beijing-Moskow bertindak sebagai penyeimbang dominasi global Amerika.

Xi menyatakan China bersedia bekerja sama dengan Rusia mengambil peran besar untuk menjaga stabilitas dunia.

"China bersedia melakukan upaya dengan Rusia untuk mengambil peran kekuatan besar, dan memainkan peran pemandu untuk menyuntikkan stabilitas dan energi positif ke dunia yang diguncang oleh gejolak sosial," kata Xi kepada Putin pada pembicaraan tersebut.

Televisi pemerintah China CCTV juga mengutip Xi yang mengatakan China bersedia bekerja sama dengan Rusia untuk mendukung "kepentingan inti masing-masing".

Rusia juga menggambarkan SCO sebagai "alternatif" dari berbagai institusi internasional yang didominasi negara Barat.

SCO terdiri dari China, India, Pakistan, Rusia, dan negara-negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah seperti Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, dan Uzbekistan.

SCO didirikan pada 2001 sebagai organisasi politik, ekonomi, dan keamanan untuk menyaingi institusi Barat.

Bagi Putin, KTT SCO kali ini berlangsung pada saat yang penting, karena pasukannya menghadapi kemunduran besar di Ukraina dan di tengah tekanan Barat yang terus berlanjut demi menjadikan Rusia paria internasional.

Sementara itu, bagi Xi, KTT SCO tahun ini menjadi kesempatan untuk menopang kredensialnya sebagai negarawan global menjelang kongres penting Partai Komunis yang berkuasa pada Oktober mendatang.

Kongres itu digadang-gadang akan menetapkan Xi sebagai presiden China untuk periode berikutnya, membuka jalan baginya menjadi pemimpin Negeri Tirai Bambu seumur hidup.



(rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER