Korban jiwa bentrokan Kirgizstan dengan negara tetangganya, Tajikistan, telah mencapai 81 orang pada Minggu (18/9).
Dilansir dari Reuters, tercatat ada 46 orang Kirgizstan yang tewas. Sedangkan, 35 korban jiwa lainnya merupakan dari pihak Tajikistan.
Kajikizstan melaporkan bahwa mereka telah mengevakuasi sekitar 137 orang yang tinggal di sekitar wilayah konflik itu. Sementara itu, pemerintah Kajikistan juga telah mendeklarasikan tanggal 19 September sebagai hari berkabung bagi para korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Luar Negeri Tajikistan mengatakan bahwa Presiden Kirgizstan Sadyr Japarov menggunakan istilah "musuh" dalam menggambarkan Tajikistan dalam pidatonya.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menghubungi Japarov dan Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon pada hari ini. Ia juga disebut akan menawarkan bantuan kepada mereka.
Dalam sebuah pernyataan, Putin mendesak kedua pihak negara untuk menyelesaikan situasi "secara eksklusif dengan damai, politis, dan diplomatis sesegera mungkin."
Kirgizstan melaporkan bentrokan dengan negara tetangganya, Tajikistan, di perbatasan kian memanas pada Jumat (16/9) hingga menewaskan 24 orang.
Kedua negara kecil yang terkurung daratan tersebut sebelumnya telah saling tuduh sehingga memulai kembali pertempuran di daerah yang disengketakan.
Bentrokan bermula ketika Kirgizstan mengklaim pasukan Tajikistan mengerahkan tank, pengangkut personel lapis baja, hingga mortir untuk memasuki setidaknya satu desanya di perbatasannya dan menembaki bandara kota Batken serta daerah sekitarnya.
Sebaliknya, Tajikistan menuduh pasukan Kirgizstan menembaki pos terdepan dan tujuh desa dengan "persenjataan berat".
Sebelumnya, Presiden Kirgizstan Sadyr Japarov dan Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon setuju untuk menerapkan gencatan senjata dan penarikan pasukan pada pertemuan puncak regional di Uzbekistan tengah pekan ini.
Namun, Kirgizstan lantas melaporkan pertempuran pecah di provinsi Batken selatan yang berbatasan dengan wilayah Sughd utara Tajikistan.