Sejumlah citra satelit menunjukkan Korea Utara dikabarkan bersiap meluncurkan kapal selam baru. Kapal selam ini dipercaya mampu menembakkan rudal balistik.
Berdasarkan citra satelit dari sebuah lembaga think-tank yang berbasis di Amerika Serikat, 38 North, pada 18 September, tampak enam tongkang dan kapal lain berkumpul di aula konstruksi dermaga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski tongkang dan dok darat terus terpantau di sekitar dermaga peluncuran kapal selam, yang berada di aula utama lokasi konstruksi, keberadaan enam tongkang dan kapal lain di area ini belum pernah tampak sebelumnya," demikian pernyataan 38 North, dikutip dari Reuters.
Lembaga itu juga menyimpulkan bahwa Korut kemungkinan sedang bersiap meluncurkan sebuah kapal selam.
Sebagaimana dilansir Reuters, kabar ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden menuduh Korut "secara terang-terangan melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa [PBB]."
Tuduhan tersebut disampaikan kala Biden berpidato di Majelis Umum PBB pada Rabu (21/9).
Di sisi lain, wacana Korut membangun kapal selam baru sempat terdengar pada 2016. Kala itu, sejumlah analis menemukan beberapa tanda yang menunjukkan Pyongyang kemungkinan sedang membuat satu kapal selam.
Sementara itu, media Korut pada 2019 menunjukkan pemimpin negara itu, Kim Jong Un sedang memantau kapal selam baru yang disinggung pada 2016.
Berdasarkan pemberitaan media Korut, Kim Jong Un memantau secara khusus pembangunan kapal tersebut. Kapal ini juga dikabarkan akan beroperasi di lepas pantai timur.
Media Korut kala itu tak mengungkapkan sistem persenjataan kapal selam tersebut, ataupun kapan dan di mana pemantauan itu berlangsung.
Meski begitu, beberapa analis berpendapat ukuran kapal selam baru ini didesain untuk membawa rudal.
Korut sendiri memiliki armada kapal selam yang besar, tetapi hanya satu kapal yang diketahui mampu membawa rudal balistik.
Para analis juga memperdebatkan apakah kapal selam baru ini merupakan model baru, atau dibuat berdasarkan model kapal selam kelas Romeo yang didapatkan Korut dari China pada 1970-an.
Di tengah kesimpangsiuran ini, Korut meluncurkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam pada Mei. Peluncuran itu dilakukan di dekat Sinpo.
Selain itu, hubungan Korut dengan Korea Selatan juga semakin panas dalam beberapa waktu terakhir. Korut terus menguji coba rudal mereka, membuat Korsel dan AS khawatir.
Tak hanya itu, upaya Korsel dan AS untuk membuat Korut sepakat melakukan denuklirisasi masih tak membuahkan hasil.
(pwn/bac)