Negara Barat mengkritik referendum ini secara habis-habisan lantaran digelar tanpa kelompok pemantau internasional yang netral.
Namun, Kepala Komisi Pemilihan Pusat Luhansk, Yelena Kravchenko, menyampaikan bahwa pihaknya menerima dan tengah mempertimbangkan pendaftaran pemantau asing. Namun, ia tak mengungkapkan dari mana mereka berasal.
Dikutip TASS, Kravchenko juga menerangkan pemantau asing dan pemantau dari Divisi Sipil akan berada di pos pemungutan kala referendum berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Komisi Pemilihan Donetsk mengatakan mereka mengharapkan kehadiran pemantau asing, pun berjanji akan memberikan lebih banyak informasi setelah pemantau itu terakreditasi.
Sementara itu, Kepala Komisi Pemilihan Kherson Marina Zakharova mengungkapkan undangan telah dikirimkan ke banyak negara.
Komisi Pemilihan Rusia juga berjanji bakal mengirim pemantau mereka untuk mengawasi referendum ini.
Pihak Duma juga mengungkapkan seluruh anggota fraksi parlemen telah menerima undangan untuk memantau referendum ini.
Komisi Pemilihan Luhansk mengatakan pihaknya sudah mulai bekerja, menerima surat suara dan alat-alat yang diperlukan.
Sementara itu, Komisi Pemilihan Donetsk telah membuat pusat panggilan untuk menutupi hasil suara. Mereka juga menyetujui penggunaan tas keamanan demi menghalau pihak ketiga mengakses dokumen referendum.
Tak hanya itu, polisi dan anggota Penjaga Nasional Rusia bakal dikerahkan untuk mengamankan referendum ini.
Pihak berwenang pro-Rusia di Luhansk berencana meminta bantuan pasukan Kementerian Keamanan Kremlin.
Sementara itu, pihak berwenang pro-Rusia di Donetsk mengatakan pasukan Rusia bakal membantu badan penegak hukum dan militan di daerah itu untuk mengamankan pos pemungutan suara.
Jalur masuk ke berbagai kota di Zaporizhzhia juga bakal "dikendalikan" kala referendum berlangsung.