Batalion Gurkha memainkan peran penting dalam pertempuran. Mereka sampai diganjar penghargaan Victoria Cross karena keberaniannya dalam pertempuran Bau pada 1965.
Sultan Brunei pada saat itu, Omar Ali Saifuddien III, menunjukkan rasa terima kasihnya dengan menyelamatkan Batalyon 2 Senapan Sirmoor, batalyon infanteri Gurkha, demikian dikutip Asia Times.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak saat itu, tentara Gurkha ditempatkan di Brunei.
Kemudian pada 1974, Gurkha Reserve Unit (GRU) terbentuk. Hingga kini, tercatat ada 2.000 personel Gurkha.
Anggota GRU merupakan semua veteran Angkatan Darat Inggris. Tugas mereka yakni untuk melindungi sultan, Keluarga Kerajaan, dan instalasi minyak utama.
Selain itu, mereka bekerja sebagai unit pasukan khusus langsung di bawah komando Sultan Brunei.
Tentara Gurkha di Brunei berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri Brunei.
Tentara Gurkha juga tersebar di India. Pada 2020, ada sekitar 32.000 tentara yang bertugas di 40 batalyon di bawah tujuh resimen Gurkha.
Dari total resimen itu, Gurkha Rifles ke-1, ke-3, ke-4, ke-5, ke-8, ke-9 dan ke-11 bertugas di bawah Angkatan Darat India.
Jumlah mereka di masing-masing resimen sekitar 800 personel.
Sementara itu, Gurkha Rifles ke-2, ke-6, ke-7 dan ke-10 ada di Angkatan Darat Inggris.
Keberadaan tentara Gurkha di India tak lepas dari Perjanjian Tripartit Inggris-India-Nepal yang ditandatangani 1947.
Kesepakatan itu berisi soal hak-hak Gurkha yang direkrut dalam dinas militer Inggris dan India. Dalam perjanjian itu pula, enam resimen Gurkha yang saat itu menjadi bagian British Indian Army, menjadi tentara India.
(isa/bac)