Insiden seorang politikus Jerman mengejek Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sampai dampak krisis di Inggris yang turut dirasakan warga negara Indonesia (WNI) di sana menjadi sorotan berita internasional pada Rabu (28/9).
Berikut kilas berita internasional kemarin:
Kementerian Luar Negeri Turki memanggil duta besar Jerman di Ankara pada Selasa (27/9) untuk menyampaikan protes setelah seorang politikus Berlin menyamakan Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan tikus got.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengecam keras istilah penghinaan yang disampaikan Wolfgang Kubicki, anggota parlemen Jerman, soal presiden kami saat pidato kampanye pemilihan negara bagian Lower Saxony," kata juru bicara Kemlu Turki, Tanju Bilgic, dikutip Reuters.
Ia kemudian berujar, "[Kubicki] betul-betul tak punya tanggung jawab moral dan politik."
Kubicki melontarkan pernyataan itu saat kampanye pemilu di Lowe Saxony. Dalam pidatonya, ia menyoroti peningkatan jumlah imigran ilegal dari Turki menuju Jerman.
Warga negara Indonesia (WNI) penerima beasiswa di Inggris meminta dana tambahan ke Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk menghadapi krisis parah di negara itu.
"Untuk mengajukan dana tambahan sudah dan sedang dilakukan, dan masih dipertimbangkan pihak LPDP," ujar Adit (bukan nama sebenarnya), kepada CNNIndonesia.com, Rabu (28/9).
Menurut Adit, para WNI penerima beasiswa di Inggris sudah pernah mengajukan dana tambahan ke LPDP saat krisis mulai melanda negara itu pada awal tahun ini.
Amerika Serikat mendesak warga negaranya untuk segera angkat kaki dari Rusia karena kekhawatiran bakal disuruh mengikuti wajib militer dan berpotensi dikirim perang di Ukraina.
"Warga AS tak diperkenankan bepergian ke Rusia, dan mereka yang tinggal atau bepergian di Rusia harus segera meninggalkan Rusia selagi pilihan perjalanan komersial yang terbatas masih ada," demikian pernyataan Kedubes AS, Selasa (27/9).
Kedubes AS memperingatkan bahwa pemerintah Rusia baru saja menerapkan mobilisasi wajib militer.
Warga Rusia masih berupaya kabur karena takut disuruh ikut berperang di Ukraina. Citra satelit menunjukkan antrean kendaraan hingga 16 kilometer di perbatasan Rusia dan Georgia.
Antrean panjang itu terlihat dari citra satelit yang dirilis Maxar Technologies pada Minggu (25/9). Akun Twitter yang getol mengabarkan informasi terbaru soal Ukraina, TPYXA, mengungkap citra satelit ini melalui unggahan pada Selasa (27/9).
"Perbatasan dengan Georgia dari luar angkasa tampak seperti ini. Citra satelit Maxar menunjukkan antrean warga Rusia lebih dari 16 km. Mobilisasi menyebabkan lebih dari 115 ribu orang pergi ke luar negeri," tulis TPYXA, seperti dikutip Newsweek.
(rds)