Rumor Xi Jinping Lengser, Kenapa China Rentan Kena Isu Kudeta?

CNN Indonesia
Kamis, 29 Sep 2022 11:12 WIB
China dihebohkan isu Presiden Xi Jinping dikudeta menjelang Kongres Partai Komunis yang dinilai akan memantapkan sang presiden memimpin lagi untuk periode ke-3. (Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden China Xi Jinping menjadi sorotan setelah rumor dirinya dikudeta jenderal Tentara Pembebasan Rakyar (PLA) meluas pada pekan lalu.

Rumor kudeta ini muncul menjelang Kongres Partai Komunis China (PKC) yang akan berlangsung pad 16 Oktober mendatang. Dalam kongres ini, Xi digadang-gadang akan dipilih lagi menjadi presiden China untuk ketiga kalinya.

Rumor Xi Jinping dikudeta pertama kali tersebar dari jaringan pemberontak China, lalu merebak dan diangkat media India. Ini membuat tagar #kudetaChina menjadi tren di Twitter pada akhir pekan lalu.

Meski begitu, pejabat China tetap bungkam dan tidak ada yang mau buka suara soal kepastian isu tersebut hingga pada akhirnya Presiden Xi muncul ke publik pada Selasa (27/9) untuk mematahkan rumor kudeta tersebut.

Dalam acara itu, Xi tampak mengenakan masker dan menjelajahi seluruh karya yang dipamerkan di Aula Pameran Beijing. Pameran ini menyuguhkan pencapaian China selama Xi berkuasa.

Kedatangan Xi di acara tersebut diberitakan oleh media pemerintah China CCTV. Xi didampingi oleh Perdana Menteri Li Keqiang dan pejabat tinggi lain, termasuk seluruh anggota Komite Tetap Politbiro.

Lantas, kenapa rumor kudeta bisa mudah tersebar di China ketika pemerintah mengendalikan aliran informasi secara ketat?

Menurut laporan CNN, sistem politik China yang sangat buram menjadi salah satu alasan mengapa desas-desus begitu cepat menyebar di Negeri Tirai Bambu.

Kebanyakan keputusan penting pemerintah dibuat secara rahasia dan tertutup, termasuk kongres PKC Oktober nanti yang menentukan siapa pemimpin China selanjutnya.

Kondisi ini membuat masyarakat internasional termasuk warga China sendiri sulit untuk benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di pemerintahan.

Sementara itu, berbagai informasi palsu dan hoaks soal China juga banyak tersebar di media sosial.

Inilah yang menyebabkan masyarakat China mudah terpapar rumor politik, termasuk perebutan kekuasaan.

Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, keburaman informasi semakin parah. Xi sendiri secara kejam menindak tegas pembangkang dan pengkhianatnya di PKC, memfokuskan kekuatan politik di tangannya.

Ini menyebabkan kekuatan faksi partai dan tokoh yang dituakan di dalam partai semakin melemah.

"Keburaman politik menjadi penyebab masyarakat semakin mudah menyebarkan rumor. Hanya ada sangat sedikit informasi yang disebarkan dari dalam China," kata seorang ahli politik Universitas Chicago, Dali Yang.

Selain itu, ketidakpuasan publik pada Xi turut membuat rumor kudeta semakin panas.

"Dengan kebijakan nol-Covid yang menyebabkan rasa frustrasi dan ekonomi yang lesu, muncul keinginan kuat untuk perubahan, dan kita, manusia, seringkali ingin percaya dengan apa yang kita harapkan terjadi," ujar Yang.

Tapi apakah kepemimpinan Xi Jinping dalam keadaan terancam? Baca di halaman berikutnya >>>

Apakah Warga China Memang Ingin Xi Jinping Lengser?


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :