Selain itu, toko online dilarang menjual Alkitab.
Di Xinjiang, ribuan masjid dihancurkan. PKC juga sering melakukan tindakan keras kepada etnis Uighur yang mayoritas beragama Muslim.
Walaupun begitu, upaya Xi Jinping menindak tegas agama ini pernah dilakukan oleh pemimpin China sebelumnya, Mao Zedong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Revolusi Budaya, Mao Zedong mencoba menghapus agama secara keseluruhan.
"Seluruh aula keagamaan ditutup sehingga tak ada lagi gereja, atau kuil, atau masjid yang dibuka untuk aktivitas keagamaan," kata Yang lagi.
Ia kemudian berucap, "Beberapa pemimpin organisasi keagamaan yang membangkang entah dikirim ke penjara atau kamp kerja paksa."
Namun, agama tak hilang, melainkan bergerak "di bawah tanah."
Beberapa kuil Buddha mengirim biksu dan biarawati mereka ke kampung halaman. Sementara itu, beberapa kuil diubah menjadi komune.
"Pada siang hari, [biksu] akan dikirim ke lapangan untuk kerja, tetapi pada malam hari, beberapa biksu bermeditasi, dengan tenang melafalkan Sutra Hati," tutur Yang.
"Jadi Buddha tetap hidup," lanjutnya.
Sementara itu, banyak umat Kristen menjalankan ritual keagamaan mereka di gua-gua untuk berdoa, menyanyikan lagu-lagu pujian, dan menceritakan testimoni mereka.
Dalam perjalanan ke China, seorang pemimpin gereja setempat menunjuk ke lereng bukit dan memberi tahu Yang bahwa, "di situlah kami biasa bertemu di malam hari."
"Jika polisi menemukan mereka, mereka bakal membubarkan diri ke hutan," kata Yang, merujuk pada cerita pemimpin gereja itu.
Setelah Mao Zedong meninggal dunia dan Beijing menerapkan kebijakan terbuka di bawah pemimpin Deng Xiaoping, ritual keagamaan kembali muncul.
"Pihak berwenang berpikir banyak orang tidak memerlukan agama lagi, khususnya masyarakat muda," tutur Yang.
"Hanya masyarakat tua yang beragama sebelum 1949 mungkin masih memerlukan agama, tetapi setelah mereka mati, agama akan mati," katanya lagi.
"Namun yang mengejutkan adalah selama Anda membuka kuil, atau gereja, atau masjid, tidak hanya mereka yang memiliki keyakinan yang datang."
(pwn/bac)