AS Anggap China Masih Lebih Bahaya dari Rusia Meski Invasi Ukraina

CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2022 13:59 WIB
Amerika Serikat akhirnya merilis rencana strategi keamanan nasionalnya yang sempat tertunda dan isinya berfokus mengatasi tantangan yang ditimbulkan China.
Amerika Serikat akhirnya merilis rencana strategi keamanan nasionalnya yang sempat tertunda dan isinya berfokus mengatasi tantangan yang ditimbulkan China. (Foto: AFP/MANDEL NGAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat akhirnya merilis rencana strategi keamanan nasionalnya yang baru dan sempat tertunda pada Rabu (12/10). Rencana strategi itu berfokus mengatasi ancaman China dan Rusia.

Meski begitu, dokumen setebal 48 halaman itu tetap menilai China masih menjadi ancaman paling nyata terhadap tatanan global bahkan setelah Rusia menginvasi Ukraina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Strategi baru itu juga memaparkan AS harus memenangkan perlombaan senjata hingga 'perang' ekonomi dengan China jika ingin mempertahankan pengaruh globalnya.

"Republik Rakyat China memiliki niat yang semakin ingin menunjukkan membentuk kembali tatanan internasional demi kepentingan dan keuntungan satu pihak, bahkan ketika AS tetap berkomitmen mengelola persaingan di antara negara secara bertanggung jawab," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan saat menguraikan kebijakan tersebut.

Dokumen strategi keamanan baru itu juga menekankan kembali pentingnya AS tetap menjaga kerja sama dengan sekutu untuk mengatasi tantangan-tantangan global, terutama yang dihadapi negara-negara demokratis.

[Gambas:Video CNN]

Meski begitu, Sullivan mengatakan AS harus tetap bisa mengelola hubungan dengan China. Sementara itu, Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar soal ini.

Diplomat top AS untuk Asia Timur di bawah mantan Presiden Barack Obama, Daniel Russel, mengatakan strategi baru AS ini konsisten dengan prioritas pembaruan domestik yang dinyatakan Presiden Joe Biden selama ini.

Salah satu prioritas Biden adalah memperkuat aliansi dan institusi demokrasi, dan menyeimbangkan kerja sama dan persaingan AS dengan negara lain yang dinilai rusak kala Presiden Donald Trump menjabat.

"Namun, selama periode 21 bulan, strateginya jelas telah bergeser untuk menempatkan penekanan besar pada persaingan dengan China," katanya seperti dikutip Reuters.

Russel mencatat "persaingan dengan China" benar-benar menjadi fokus setiap bab strategi keamanan baru AS ini.

Russel juga mengatakan dokumen baru AS ini berfokus membangun koalisi AS dan negara-negara lain untuk mengatasi tantangan global. Namun, menurutnya ini akan sulit untuk dilakukan tanpa China.

Selain soal China, strategi baru keamanan AS ini juga membahas soal ancaman Korea Utara dan program nuklirnya, membahas soal relasi AS-Arab Saudi, hingga Rusia.



(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER