Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengungkapkan pemerintahnya sedang mempertimbangkan untuk memberikan latihan militer ke pasukan Ukraina, Rabu (12/10).
Albanese mengatakan ia sempat berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terkait kontribusi apa yang dapat diberikan Australia dalam perang di Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diberitakan Al-Jazeera, Albanese mengatakan media Channel 7 bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan pelatihan untuk personel militer Ukraina.
"Saya mengucapkan belasungkawa kepada Zelensky dari warga Australia untuk korban tak bersalah yang terbunuh dalam agresi Rusia, menargetkan lokasi warga sipil termasuk Kyiv," kata Albanese.
Sementara itu, media Sydney Morning Herald mengungkapkan muncul kemungkinan personel pertahanan Australia bakal dikirim ke Eropa untuk melatih tentara Ukraina.
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengungkapkan negaranya sedang mempertimbangkan pengiriman personel Australia untuk melatih pasukan Ukraina, juga memberikan alutsista tambahan untuk Kyiv.
"Kami harus memastikan kami mendukung Ukraina dalam jangka panjang sehingga kami menempatkan mereka pada posisi di mana mereka mampu menyelesaikan konflik ini dan mengakhirinya sesuai keperluan mereka," kata Marles.
"Latihan merupakan salah satu kebijakan yang kini dipertimbangkan. Kami akan bekerja sama lebih lanjut untuk mendukung Ukraina, dan itu adalah pembicaraan yang kami miliki saat ini," lanjutnya.
Di sisi lain, kabar ini muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin 'mengamuk' dan meluncurkan puluhan rudal ke Ukraina. Akibat serangan tersebut, belasan orang tewas dan beberapa lainnya terluka.
Putin marah dan menuding Ukraina sebagai dalang dari meledaknya truk di Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dan Crimea.
(pwn/bac)