Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, marah kepada Arab Saudi setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) memutuskan untuk mengurangi produksi minyak pada pekan lalu.
OPEC dan sekutunya, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, menuturkan pihaknya bakal mengurangi produksi minyak sebanyak dua juta barel per hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan ini mengancam terjadinya peningkatan harga bensin, dikutip dari CNN.
Menanggapi keputusan ini, Biden mengatakan akan ada "konsekuensi" untuk Arab Saudi. Biden juga menilai Riyadh bekerja sama dengan Moskow untuk mengurangi produksi minyak.
"Bakal ada beberapa konsekuensi terkait apa yang mereka [Saudi] lakukan dengan Rusia," kata Biden, sebagaimana dilansir CNN.
Selain itu, Biden mengaku ia berkunjung ke Arab Saudi beberapa bulan lalu ialah untuk memperbaiki hubungan dengan Riyadh.
Lihat Juga :![]() Kilas Internasional Dubes Rusia Ancam AS hingga Deret Negara Kirim Alutsista ke Ukraina |
"Mari kita luruskan mengapa saya pergi [ke Arab Saudi dan bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman]," ujarnya lagi.
"Saya tidak membahas minyak, saya pergi karena ingin memastikan bahwa kami tidak akan meninggalkan Timur Tengah."
Sebagaimana diberitakan Reuters, AS diam-diam mencoba meyakinkan Arab Saudi untuk tidak melakukan pengurangan produksi minyak. Namun, lobi AS tersebut tak berhasil.
Washington kemudian menuduh Riyadh 'menunduk' pada Rusia. Rusia dan AS sendiri sedang tak berhubungan baik karena Washington membatasi harga minyak Moskow akibat invasi Ukraina.
(pwn/bac)