ANALISIS

Apa yang Terjadi jika China Kalahkan AS Jadi Negara Adidaya?

CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2022 06:37 WIB
Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, China bergerak maju di berbagai sektor, mulai dari teknologi, ekonomi, hingga militer.
Foto ilustrasi, Bendera China dan AS. (REUTERS/ALY SONG)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden China, Xi Jinping, mengungkapkan niatnya untuk menjadikan Negeri Tirai Bambu sebagai "pusat panggung dunia" pada 2017.

Di bawah kepemimpinan Xi, China bergerak maju di berbagai sektor, mulai dari teknologi, ekonomi, hingga militer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat dari Program Strategi dan Geoekonomi Carnegie, Jake Sullivan, berpendapat bahwa China telah melakukan berbagai upaya, termasuk pemaksaan dan manipulasi politik untuk melemahkan hubungan Amerika Serikat dengan mitra militer dan sekutunya.

Beberapa pejabat China mempromosikan ide "Asia untuk warga Asia." Ide itu merujuk pada paham negara Asia harus menyelesaikan urusannya tanpa bantuan dari AS.

"Di bawah Xi, China bertekad menjadi pemain global yang semakin berpengaruh, bersedia menegakkan kepentingan nasionalnya dengan lebih tegas ketimbang sebelumnya," tulis Direktur Rajawali Foundation Institute for Asia, Anthony Saich, dikutip dari situs resmi Universitas Harvard.

[Gambas:Video CNN]

Menurut Saich, China kini memiliki tiga motif dalam pendekatan global. Pertama, China berupaya menjadi pemain besar dalam urusan dunia.

Kedua, China melihat dirinya setara dengan Amerika Serikat dalam menentukan aturan global dan institusi. Terakhir, China mengembangkan kebijakan yang lebih koheren terhadap Asia.

Melihat sikap China yang semakin ingin berkuasa atas dunia, apa yang terjadi jika Beijing berhasil mencapai itu?

The Atlantic mengatakan masih belum jelas tatanan dunia di bawah pemerintahan Xi Jinping. Namun, ada kemungkinan nilai demokrasi bakal menurun.

"Tidak seperti tatanan saat ini, di mana demokrasi liberal diangkat sebagai bentuk pemerintah satu-satunya yang sah, versi Xi bakal mengangkat otoritarianisme ke status yang setara, atau bahkan lebih tinggi," demikian pernyataan dari The Atlantic.

Matt Pottinger, kepala program China di Foundation for Defense of Democracies mengatakan, "Itu [perubahan tatanan dunia yang dilakukan China] sebenarnya untuk mengubah supremasi hukum, [mengubah] sistem kesetaraan di antara negara dengan kepekaan hierarkis yang mengutamakan otoritarianisme."

Lanjut baca di halaman berikutnya...

AS dan China Bisa Jadi Dua Negara Adidaya

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER