Sepupu Pangeran MbS Ancam AS dengan Jihad hingga PM Inggris Minta Maaf
Sepupu Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammed bin Salman (MbS), Saud Al Shaalan, mengancam akan melancarkan jihad buntut ketegangan Saudi dengan Amerika Serikat.
Berita lainnya adalah soal Perdana Menteri Inggris Liz Truss minta maaf usai didesak mundur.
Lihat Juga : |
Berikut berita 24 jam terakhir yang terangkum dalam Kilas Internasional pagi ini.
Saudi-AS Bersitegang, Sepupu Pangeran MbS Ancam Serukan Jihad
Sepupu Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (MbS), Saud Al Shaalan, mengancam bakal melancarkan jihad ke Barat menyusul ketegangan Arab Saudi dan Amerika Serikat terkait produksi minyak.
Al Shaalan menyampaikan ancaman itu dalam sebuah video. Salah satu yang mengunggah ulang rekaman tersebut adalah pengacara hak asasi manusia Saudi, Abdullah Alaoudh.
"Untuk Barat: siapa pun yang menentang eksistensi kerajaan, kami akan melakukan jihad dan mati sebagai martir," kata Al Shaalan dalam video itu, seperti dikutip Middle East Monitor, Minggu (16/10).
Perang Memanas, Ukraina Tembak Jatuh 36 dari 42 Drone Rusia
Pasukan keamanan di Ibu Kota Kyiv, Ukraina, berhasil menembak jatuh 36 dari total 42 serangan pesawat nirawak (drone) Rusia pada Senin (17/10).
"Ini menunjukkan bahwa serangan (Rusia) ini belum mencapai tujuan mereka. Saya pikir tujuannya adalah untuk mengalahkan serangan rudal Senin lalu. Tapi itu tidak terjadi hari ini," kata Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi kepada televisi nasional.
Lihat Juga : |
Dari 42 drone Rusia itu, sekitar 30 pesawat nirawak menargetkan Kyiv, kata Monastyrskyi. Beberapa drone lainnya, katanya, menargetkan wilayah Sumy dan Dnipropetrovsk.
PM Inggris Minta Maaf usai Didesak Mundur Gegara Krisis Makin Semrawut
Perdana Menteri Inggris Liz Truss meminta maaf atas "kesalahan" terkait kebijakannya yang menyebabkan banyak investor lari dan membuat krisis ekonomi di negara Eropa Barat itu kian memburuk di tengah ancaman resesi.
Peringkat penerimaan publik Truss juga terus merosot hingga memicu sejumlah anggota parlemen mendesaknya mundur padahal baru terpilih menjadi PM pada awal September lalu. Meski begitu, Truss menegaskan dirinya tidak akan mundur dari kursi PM.
"Saya ingin menerima tanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dibuat," kata Truss kepada BBC seperti dikutip Reuters pada Senin (17/10).
"Saya (sebenarnya) ingin melakukan sesuatu untuk membantu masyarakat yang terus menghadapi kenaikan biaya energi (listrik), untuk menangani masalah pajak yang tinggi, tetapi kami bertindak terlalu jauh dan terlalu cepat," ujarnya menambahkan.
(tim/bac)