Putin Deklarasi Darurat Militer 4 Wilayah Ukraina yang Dicaplok Rusia
Presiden Vladimir Putin mendeklarasikan darurat militer pada empat wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia bulan lalu.
Dalam pidato yang disiarkan televisi di depan Dewan Keamanan Nasional pada Rabu (19/10), Putin memberikan kewenangan lebih kepada gubernur regional Rusia dan memerintahkan pembentukan dewan koordinasi khusus di bawah Perdana Menteri Mikhail Mishustin demi memperkuat strategi perang.
Dengan kewenangan itu, para pemimpin dari lebih 80 wilayah Rusia bisa melakukan apa saja untuk melindungi fasilitas penting dan strategis serta menjaga ketertiban umum hingga meningkatkan produksi untuk mendukung perang.
"Seluruh sistem administrasi negara, tidak hanya badan keamanan khusus saja, harus diarahkan untuk mendukung operas militer khusus (Rusia di Ukraina)," kata Putin.
Dekrit Putin itu juga memerintahkan "mobilisasi ekonomi" di delapan wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina, termasuk Crimea yang dicaplok Moskow pada 2014.
Mobilisasi ekonomi menempatkan delapan wilayah itu satu tingkat di bawah darurat militer. Ini memungkinkan pemerintah membatasi pergerakan orang di daerah-daerah tersebut.
Darurat militer dan mobilisasi ekonomi ini berlangsung ketika Rusia semakin tertekan dalam melancarkan invasinya ke Ukraina.
Eskalasi perang juga kembali memanas di mana Rusia kembali membombardir sejumlah kota besar di Ukraina, termasuk Kyiv.
Namun, belum jelas seberapa cepat atau efektif darurat militer dan mobilisasi ekonomi ini bisa membantu pasukan Rusia dan membalikkan situasi di medan perang.
Sejumlah pihak menilai itu merupakan bentuk keputusasaan Putin.
Pemerintah bentukan Rusia di kota utama di wilayah Ukraina yang dicaplok, Kherson, juga dilaporkan kabur pada Rabu (19/10), saat gempuran pasukan rezim Presiden Volodymyr Zelensky kian garang.
"Seluruh pemerintahan sudah pindah hari ini," ujar kepala pemerintahan bentukan Rusia di Kherson, Vladimir Saldo, seperti dilansir AFP.
Pemerintah juga berencana untuk mengevakuasi 50-60 ribu warga dari Kherson ke sisi kiri Sungai Dnipro dalam enam hari ke depan.
"Tak ada yang akan menyerahkan Kherson, tapi kami tak mau penduduk berada di dalam kota ketika aksi militer terjadi," ujar Saldo, sebagaimana dilansir Reuters.