Arab Saudi telah lama menganggap Iran sebagai ancaman terbesar atas stabilitas Timur Tengah.
Sebagaimana dilansir CNBC, beberapa penyebabnya yakni pengembangan program nuklir Iran dan dukungan Teheran kepala kelompok proksi dari Lebanon dalam perang Yaman.
Sejak 2015, Arab Saudi memimpin koalisi militer untuk mendukung pemerintah Yaman melawan kelompok Houthi yang didukung Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riyadh menuduh Iran mendukung Houthi lewat pasokan senjata dan drone, tetapi Teheran mengatakan mereka hanya memberikan dukungan politik, dikutip dari DW.
Sebagaimana dilansir BBC, perbedaan aliran agama di antara Iran dan Saudi membuat hubungan keduanya juga semakin buruk.
Mayoritas umat Muslim di Iran menganut aliran syiah, sementara Saudi menganggap diri mereka sebagai pemimpin umat Muslim sunni.
Selain itu, Arab Saudi mencoba menekan pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah, mengingat Saudi menganggap diri mereka sebagai pemimpin dunia Muslim.
Qatar sempat menjadi musuh Arab Saudi selama beberapa tahun sebelum keduanya rujuk.
Berdasarkan pemberitaan CNBC, Arab Saudi dan tiga negara Arab lain sempat memutus hubungan diplomatik dengan Qatar selama lebih dari tiga tahun.
Hubungan Saudi dan Qatar memburuk pada 2017. Kala itu, Saudi dan sekutunya, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir, menerapkan blokade diplomatik, perdagangan, dan perjalanan ke Qatar.
Blokade ini diterapkan karena mereka menganggap Qatar mendukung terorisme dan berhubungan terlalu dekat dengan Iran.
Walaupun demikian, hubungan Qatar dengan Saudi dan tiga negara lainya mulai membaik pada 2021.
Pada 2021, Arab Saudi memutuskan membuka kembali ruang udara, laut, dan daratnya untuk Qatar.
(pwn/bac)