3 Jurus Warga China Tolak Xi Jinping, Termasuk Revolusi Toilet

CNN Indonesia
Selasa, 25 Okt 2022 12:20 WIB
Setelah 'Manusia Jembatan' menarik perhatian dunia, warga China mulai berani menyuarakan protes mereka terhadap rezim Presiden Xi Jinping dengan berbagai jurus.
Setelah 'Manusia Jembatan' menarik perhatian dunia, warga China mulai berani menyuarakan protes mereka terhadap rezim Presiden Xi Jinping dengan berbagai jurus. (Reuters/Tingshu Wang)

3. Revolusi toilet

Di China, warga juga memenuhi jejaring sosial dengan unggahan mengenai Manusia Jembatan dan tagar-tagar pendukungnya.

Meski tahu pemerintah akan langsung menghapus unggahan itu, mereka tak hilang akal. Para anak muda mulai menyoret pintu di bilik toilet.

Mereka paham betul, pemerintah tak akan bisa memasang pemantau di dalam bilik toilet. Dengan cepat, gerakan itu menjalar ke berbagai daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang mahasiswa senior di timur China, Raven Wu, bercerita kepada CNN bahwa ia ikut serta dalam revolusi toilet itu.

Wu mencoret pintu toilet sekolah dengan berbagai slogan anti-pemerintah, seperti "Kebebasan, bukan lockdown", "Kehormatan, bukan kebohongan", "Reformasi, bukan regresi", hingga "Pemilu, bukan kediktatoran."

Di bawah slogan-slogan itu, Wu menggambar kepala Winnie the Pooh, tokoh kartun yang kerap disebut mirip dengan Xi. Di atas gambar itu, Wu menggambar garis coreta, tanda penolakan terhadap Xi.

"Saya merasa kebebasan yang sudah lama hilang ketika menggambar itu. Di negara dengan kebudayaan ekstrem dan sensor politik ini, tak ada ekspresi politik diperbolehkan," ujar Wu.

Ia kemudian berkata, "Saya merasa puas karena untuk pertama kalinya dalam hidup saya sebagai warga China, saya melakukan hal yang benar untuk rakyat."

Tak hanya Wu, seorang pemuda yang baru saja lulus kuliah, Chen Qiang, juga tergerak ketika melihat coretan di salah satu toilet di barat daya China beberapa waktu lalu.

Jika Wu menggunakan bahasa Inggris, Chen memilih memakai Mandarin agar pesan yang ia tulis lebih meresap ke warga-warga China.

"Saya tak suka Partai Komunis. Saya menyimpan rasa untuk China, tapi bukan pemerintahnya," ucap Chen.

"Karena sensor dan pemantauan ketat, rakyat hanya bisa menyuarakan opini politik dengan menulis slogan di tempat-tempat seperti toilet. Sedih karena kita ditekan hingga seperti ini."

Sementara itu, Wu menganggap revolusi toilet ini justru menunjukkan kekuatan warga yang sudah lama terkekang.

"Bahkan di tempat sempit seperti toilet, selama kita punya hati revolusioner, kita dapat berkontribusi," katanya.

(has)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER