Apa Pengaruh Xi Jinping Jadi Presiden China 3 Periode bagi Dunia?
Kongres lima tahunan Partai Komunis China (PKC) rampung akhir pekan ini. Presiden sekaligus Sekretaris Jenderal PKC, Xi Jinping, terpilih kembali menempati posisi pucuk partai.
Dalam Kongres itu, Xi juga memantapkan posisinya sebagai Presiden China untuk periode ketiga.
Di dalam negeri, gerakan bawah tanah anti-Xi Jinping dilaporkan kian meluas. Sejumlah pengkritik bahkan mulai berani terang-terangan memprotes kepemimpinan Xi Jinping dengan melakukan demo kecil namun berhasil menyulut perhatian warga bahkan dunia selama Kongres PKC berlangsung.
Sebagai negara yang dikenal keras membungkam protes, China gempar ketika seorang pria membentangkan spanduk berisi protes terhadap Presiden Xi Jinping di jembatan di Beijing.
Keberanian pria yang kemudian dijuluki "Manusia Jembatan" itu menjalar ke warga China lain, terutama anak muda.
Para generasi muda itu lantas menggencarkan "revolusi toilet". Mereka mencoret pintu bilik toilet dengan slogan-slogan anti-pemerintah.
Lalu apa saja dampak hasil kongres PKC terhadap dunia?
Menanggapi pernyataan Xi dalam kongres, pengamat Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), Bonny Lin menilai orang nomor satu China itu akan mengintensifkan pertahanan demi keamanan nasional negaranya.
"Xi mungkin akan mengontrol dengan ketat (pertahanan dan keamanan nasional) dan terlibat dalam semua keputusan kebijakan luar negeri utama," kata Bonny, seperti dikutip CNN.
Ia kemudian menerangkan bahwa apapun keputusan Xi akan berdampak besar bagi dunia. Bonny juga menyoroti soal Perombakan kepemimpinan puncak PKC yang seluruhnya diisi oleh para loyalis Xi.
"[Ini] akan memungkinkan dia [Xi] untuk mengontrol dan memberikan pengaruh dengan lebih baik," ujar Bonny.
Pemerintahan Xi di periode selanjutnya disebut akan sangat berbeda dari dua periode sebelumnya.
Salah satunya terkait hubungan antara China dan Barat yang berubah secara dramatis.
Namun, usai kongres PKC, Amerika Serikat Cs disebut akan lebih fokus memantau permusuhan internal partai komunis itu, menurut pengamat Hubungan Internasional Indonesia, Asruchin Mohammad.
"[Barat akan] mengukur sejauh mana Xi mampu mengikuti Mao sebagai pemimpin 'seumur hidup['," kata Asruchin.
Menurut dia, pertikaian di internal PKC membuat pemerintahan Xi belum bisa bebas bermanuver ke luar negaranya.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>