ANALISIS

Apa Pengaruh Xi Jinping Jadi Presiden China 3 Periode bagi Dunia?

CNN Indonesia
Selasa, 25 Okt 2022 07:29 WIB
Kongres Partai Komunis China selesai dan Presiden Xi Jinping berhasil memantapkan kekuasaannya untuk periode ketiga. Apa pengaruhnya bagi dunia?
Kongres Partai Komunis China selesai dan Presiden Xi Jinping berhasil memantapkan kekuasaannya untuk periode ketiga. (Foto: REUTERS/TINGSHU WANG)

Ketegangan AS-China

Sejumlah pengamat menilai persaingan Amerika Serikat dan China akan semakin terlihat di periode ketiga kepemimpinan Xi Jinping.

Selama ini, hubungan AS dan China selalu tegang karena sejumlah hal, mulai dari perang dagang dan teknologi, isu Taiwan, Hong Kong, Covid-19, sampai dugaan pelanggaran HAM etnis Uighur.

China juga menjadi sorotan dunia karena tak turut mengecam perang Rusia di Ukraina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penulis "No Limits: The Inside Story of China's War with the West", Andrew Small, mengatakan China memasuki periode sulit.

"Jelas bahwa Xi melihat China memasuki periode terutama perjuangan di arena internasional daripada periode peluang," kata Small.

Menurut Small, China jauh lebih terbuka terlibat dalam persaingan sistemik dengan Barat. Ketegasan yang lebih besar, posisi yang lebih bermusuhan secara ideologis, lebih banyak upaya untuk membangun kontra-koalisi, dan dorongan yang lebih besar untuk menopang posisi China di negara berkembang.

Tekanan-tekanan ini juga kemungkinan akan berdampak pada hubungan dekat Beijing dengan Moskow.

Sementara itu, China telah berusaha tampil sebagai aktor netral dalam perang di Ukraina, Ia menolak mengecam Rusia dan malah menyalahkan Barat atas konflik tersebut.

"[Xi] tampaknya telah menghapus banyak konsekuensi yang dihasilkan dari (hubungan itu) untuk hubungan China dengan Barat, dan Eropa pada khususnya," kata Small.

China Semakin 'PD'

Sementara itu, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, menilai China malah akan semakin percaya diri, dan menjadi pesaing tunggal AS.

"Xi akan memaksakan penggunaan standar-standar Internasional yang baru di bidang konstruksi, transportasi, logistik, bantuan luar negeri, dan komunikasi. Dengan demikian, menggoyahkan standar-standar Amerika Serikat dan Uni Eropa," ujar Rezasyah kepada CNNIndonesia.com, Senin (24/10).

Ia juga memperkirakan, Xi akan lebih intensif menggerakan Angkatan Laut China ke berbagai negara menyaingi pengaruh militer AS.

Selama menjadi presiden, Xi mereformasi militer dan mengubahnya menjadi pasukan terbesar di dunia.

AS bahkan mengakui kekuatan militer China hari ini. Pengakuan itu tampak ketika Beijing memblokade parsial Selat Taiwan pada Agustus lalu.

"Mereka punya angkatan laut yang sangat besar, dan jika mereka ingin menggertak dan menempatkan kapal di sekitar Taiwan, mereka sangat bisa melakukannya," kata komandan Armada Ketujuh AS, Karl Thomas, seperti dikutip AFP.

Pentagon juga pernah mengatakan China merupakan satu-satunya pesaing yang mampu menggabungkan kekuatan ekonomi, diplomatik, militer, dan teknologi untuk menghadapi tantangan berkelanjutan terhadap sistem internasional yang stabil dan terbuka

"Beijing berusaha membentuk kembali tatanan internasional agar lebih selaras dengan sistem otoriter dan kepentingan nasionalnya," demikian menurut Pentagon.

(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER