Selain itu, perempuan harus tunduk pada laki-laki yang dianggap lebih berkuasa. Namun, Saudi di era Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) ingin menampilkan wajah baru sebagai negara yang terbuka atau moderat.
Ia mulai mengeluarkan gebrakan-gebrakan dan membangun proyek sesuai visi 2030.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, penangkapan terhadap aktivis dan ulama di era MbS kerap terjadi. Kerajaan bahkan sempat menangkap ulama yang memiliki kesamaan pandangan dengan wahabi.
Pada pertengahan Oktober lalu, mantan imam Masjidil Haram, Sheikh Saleh Al-Talib, menjadi sorotan karena mendapat hukuman 10 tahun penjara.
Pihak berwenang Saudi menangkap ulama itu gegara ceramah Al-Talib yang menentang kebijakan Kerajaan. Ia menyampaikan ceramah pada 2018 lalu.
Dalam ceramah itu, ia menentang kebijakan Saudi yang mengizinkan percampuran laki-laki dan perempuan di ruang publik. Di kala itu, Kerajaan mengesahkan undang-undang yang mencampur laki-laki dan perempuan dalam ruang publik.
MbS memang dikenal bakal memberangus siapa saja yang menghalangi pemerintahan atau kebijakan yang sudah dibuat.
(isa/bac)