Ribuan Warga Peru Protes, Tuntut Presiden Castillo Mundur

Ribuan warga Peru turun ke jalan pada Sabtu (6/11) mendesak Presiden Pedro Castillo mundur dari jabatannya.

Para warga membawa bendera merah-putih-merah dengan garis vertikal negara Andes beserta atribut berisi slogan-slogan anti-pemerintah. Mereka melakukan longmars menuju Kongres Peru di Ibu Kota Lima.

"Kami melihat pemerintah terlibat dalam korupsi dan Kongres tidak bereaksi," kata Lucas Ghersi, seorang pengacara konservatif yang merupakan salah satu penyelenggara protes yang dinamakan Peru Reacts, seperti dikutip Reuters, Minggu (6/11).

Atas aksi itu, sejumlah petugas kepolisian pun berjaga dengan mengenakan seragam lengkap yakni helm dan pelindung. Mereka menembakkan beberapa gas air mata untuk mengurai massa.

Hingga kini, belum ada laporan mengenai korban luka-luka dalam aksi protes tersebut.

Selain di Lima, protes serupa juga terjadi di kota-kota lain, termasuk Arequipa, Chiclayo, Cusco, dan Trujillo.

Castillo merupakan Presiden Peru yang menjabat sejak Juli 2021. Ia sudah dua kali lolos dari upaya pemakzulan.

Presiden dari sayap kiri itu belakangan tengah diselidiki Kejaksaan Agung terkait kasus korupsi. Castillo dinilai menghambat penyelidikan kasus korupsi usai memecat Menteri Dalam Negeri Mariano Gonzalez secara mendadak.

Saat itu, Gonzalez yang baru menjabat dua pekan dipecat setelah mengizinkan pembentukan unit khusus kepolisian untuk menelusuri dan menangkap para sekutu presiden yang diduga melakukan kejahatan.

Legislator oposisi pun hingga kini terus berupaya menggulingkan Presiden. Namun Kongres berpendapat tak akan banyak suara yang terkumpul untuk upaya tersebut.

Pada Oktober, jaksa agung Peru mengajukan pengaduan konstitusional terhadap Castillo kepada Kongres. Oposisi sayap kanan berharap Castillo dapat berakhir dipecat dari jabatannya.