ANALISIS

Putin Tak Hadir di KTT G20 Bali, Apa Artinya bagi Indonesia?

CNN Indonesia
Jumat, 11 Nov 2022 07:55 WIB
Vladimir Putin tak hadiri KTT G20 di Bali, apa artinya bagi Indonesia selaku tuan rumah?
Vladimir Putin disebut tak hadir di KTT G20 Bali karena alasan keamanan. (via REUTERS/SPUTNIK)

Sulit Jadi Juru Damai Rusia-Ukraina

G20 sendiri muncul sebagai respons atas krisis ekonomi di dunia era 1990-an. Tujuan forum ini untuk memastikan dunia keluar dari krisis dan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi global yang kuat dan berkelanjutan.

Bagaimanapun, Waffa menghargai misi damai Jokowi meski tak bisa diharapkan menjadi solusi dari konflik yang berkecamuk di Eropa timur itu.

"Misi damai Pak Jokowi merupakan usaha dan gestur yang baik, tetapi memang tidak bisa diharapkan untuk dapat mempengaruhi situasi di Eropa," ungkap dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada akhir Juni lalu, Jokowi mengunjungi Ukraina dan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky di Kyiv. Usai dari Kyiv, ia dan rombongan terbang ke Moskow untuk menemui Putin.

Pemerintah Indonesia menyatakan kunjungan itu bertujuan membawa misi damai di tengah perang yang terus terjadi. Selesai melawat, Jokowi panen pujian.

Namun, sejumlah pihak menilai Putin tak cukup tertarik dengan tawaran Jokowi. Selama bertemu, ia malah membahas hubungan bilateral RI-Rusia, kerja sama ekonomi, dan infrastruktur.

Beberapa pihak lain menganggap kunjungan Jokowi bertujuan mengamankan pasokan pangan di tengah krisis global.

"Ada pujian bahwa misalnya misi Pak Jokowi berperan pula untuk menggolkan konsesi Rusia dalam hal blokade pangan, tetapi karena dinamika-dinamika perseturuan yang besar sendiri akhirnya banyak komitmen yang kemudian terlanggar juga," jelas Waffa.

Waffa kemudian menekankan bahwa Indonesia masih perlu menambah peran kepemimpinan di luar negeri yang konsisten, sehingga memperkuat daya tawar sebagai negara yang dapat mempersatukan atau memediasikan konflik skala global.

Ia juga menyoroti peran Indonesia di ranah global di era Jokowi.

"Kebetulan memang kepemimpinan di luar negeri agak tertinggal di era Pak Jokowi karena prioritas-prioritas di dalam negeri beliau," ucap Waffa.

Ia lalu berujar, "Kita perlu sadar juga bahwa dinamika ancaman perdamaian itu nyata di luar, dan kalau ditinggal peran kita ya akan terasa juga dampaknya."

Sementara itu, pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah mengatakan Indonesia tetap akan menawarkan menjadi juru damai meski Putin tak hadir di G20 Bali.

"RI memahami tingginya kesulitan yang Putin hadapi di dalam dan luar negerinya. Namun diperkirakan RI akan menawarkan jasa baiknya, untuk menjembatani Rusia demi terwujudnya perdamaian dunia," kata Rezasyah.

Putin Absen Gegara Masalah Keamanan

Salah satu media Rusia, General SVR, melaporkan alasan utama Putin tak hadir dalam pertemuan di Bali adalah soal keamanan.

Menurut mereka, jika Putin hadir secara langsung risiko pembunuhan terhadap dia meningkat.

"Risiko [Putin] menjadi target pembunuhan meningkat secara signifikan. Namun, ini tidak menghentikan Presiden Rusia dan tak memungkinkan membuat keputusan soal partisipasi dalam KTT, ada alasan lain yang lebih nyata," demikian menurut General SVR.

Pengamat militer dan pertahanan asal Indonesia Connie Rahakundini Bakrie menilai alasan keamanan yang mereka maksud bukan gegara layanan di Indonesia.

Connie mengatakan Rusia justru sangat menghargai kepemimpinan Indonesia.

"Karena menghormati dan menghargai Indonesia dan presidensi G20 kita, saya kira Putin tidak akan hadir dan sebaiknya tidak hadir menurut saya," ujar dia.

Negara yang memusuhi Rusia mayoritas adalah negara Barat yang hadir di G20, sehingga faktor keamanannya sangat berisiko bagi Putin.

Ancaman apapun, kata dia, bisa saja terjadi dari negara anggota NATO dan Barat, yang hadir di forum itu.

"Saya pribadi sangat mengkhawatirkan jika terjadi sesuatu di Bali pada beliau karena jika Russia kehilangan Presiden seperti Putin saat ini sama seperti Indonesia khawatir kehilangan Soekarno di detik-detik kemerdekaan Indonesia," ungkapnya.

Rezasyah juga punya penilaian yang sama. keamanan yang dimaksud tak berkaitan layanan keamanan yang disediakan Indonesia.

"Perihal keamanan saat KTT, pemerintah China pernah secara khusus berkunjung ke RI, guna mempelajari keberhasilan RI menangani banyak KTT," kata dia.

Menurutnya, di kondisi seperti sekarang rawan bagi Putin meninggalkan Rusia. Ia lalu berujar, "saya pikir faktor keamanan nasional inilah yang dimaksud."

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER