Zelensky Klaim Pasukan Ukraina Rebut 41 Permukiman di Kherson
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan lebih dari 41 permukiman di bagian selatan negara itu berhasil direbut usai pasukan Rusia kalah di Kherson.
Kemenangan tersebut ia sampaikan dalam sebuah video. Zelensky juga mengatakan jumlah bendera Ukraina yang berkibar di wilayah itu juga mencapai puluhan. Artinya, banyak bendera Rusia yang tak lagi terpasang.
Lihat Juga : |
"Hari ini kami mendapat kabar baik dari selatan, 41 permukiman telah dibebaskan," kata Zelensky, seperti dikutip CNN, Jumat (11/11).
Ia kemudian berujar, "Semua yang terjadi sekarang telah dicapai melalui perjuangan sengit selama berbulan-bulan."
Selain itu, Zelensky mengatakan sejumlah unit polisi sudah dikerahkan ke Kherson untuk memulai langkah stabilisasi.
Namun, pembebasan permukiman ini, pikirnya, merupakan langkah pertama dari proses yang panjang.
"Hal yang pertama dan dasar adalah penjinakan ranjau. Para penjajah meninggalkan ribuan ranjau dan amunisi yang tidak meledak," ungkap Zelensky.
Orang nomor satu di Ukraina itu mengaku sering mendengar perkiraan bahwa membersihkan ranjau memakan waktu puluhan tahun.
Lebih lanjut, ia menerangkan puncak kontaminasi ranjau di Ukraina mencapai 300 ribu kilometer persegi.
Namun, berkat upaya tim penjinak ranjau kini luas kontaminasi ranjau hanya tersisa 170 ribu kilometer persegi.
"Ini adalah tempat paling sulit, di mana pertempuran masih berlangsung, musuh akan menambah lebih banyak ranjau sebelum menarik pasukan, seperti sekarang di Kherson," jelas Zelensky.
Baru-baru ini Rusia mengalami kekalahan signifikan di salah satu wilayah Ukraina yang dianeksasi, Kherson.
Moskow pun menarik pasukan dari daerah itu usai tak bisa membendung perlawanan sengit Ukraina.
"Setelah menilai situasi saat ini secara komprehensif, diusulkan untuk menarik pertahanan di sepanjang tepi kiri [timur] Sungai Dnieper," ujar salah satu Jenderal Rusia Sergey Surovikin pada Kamis, seperti dikutip Al Jazeera.
Menurut Surovikin, pasukan Ukraina menyerang secara gila-gilaan sehingga menghambat pergerakan tentara Rusia di wilayah itu. Ia menilai pasukan tak bisa lagi dipertahankan.
Seruan penarikan pasukan Moskow juga muncul dari Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.
"Lanjutkan dengan penarikan pasukan dan ambil semua tindakan untuk memindahkan pasukan, senjata, dan peralatan ke seberang sungai," kata Shoigu seperti dikutip New York Times.
(isa/bac)