KOLOM

G20, Hallyu dan Hubungan Manis RI-Korea Selatan

Park Tae-sung | CNN Indonesia
Selasa, 15 Nov 2022 08:39 WIB
Ada tiga makna acara G20 RI bagi Korea Selatan, di antaranya adalah menampilkan kerja sama monumental di bidang budaya yakni K-pop hingga K-drama. (Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Jakarta, CNN Indonesia --

Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali yang akan digelar pada 15-16 November 2022 akan mempertemukan para pemimpin negara. Jumlah para pemimpin yang diperkirakan hadir dalam forum global ini merupakan yang terbanyak sejak pandemi Covid-19.

Pada KTT G20 di Bali nanti, para kepala negara, termasuk Presiden Yoon Suk Yeol akan menjajaki solusi yang konstruktif berdasarkan semangat solidaritas dan kerja sama untuk menjawab tantangan global.

Saya menyampaikan apresiasi tinggi kepada Indonesia selaku presidensi G20 yang telah menunjukkan kepemimpinan dan dedikasi selama setahun terakhir ini untuk menyukseskan KTT G20.

Kini dunia dihadapkan pada berbagai tantangan global, sebut saja, perubahan iklim, ketahanan pangan dan energi, gangguan rantai pasok dunia, dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Saya yakin, KTT G20 Bali akan menjadi global forum yang bernilai penting dalam membuka era pascapandemi dengan memperkuat mekanisme kerja sama yang bisa menyelesaikan sejumlah agenda global tersebut.

Sebagaimana terlihat pada slogan G20 yang berbunyi "Recover Together, Recover Stronger", saya berharap, melalui KTT G20 kita dapat menghasilkan capaian yang memiliki makna tersendiri pada tiga prioritas utama, yaitu pembangunan arsitektur kesehatan global, transisi energi, dan transformasi digital, di samping kita bersama-sama membangun ketahanan ekonomi global.

Terlebih lagi, saya berharap agar Indonesia, sebagai negara kekuatan menengah, dapat menunjukkan kepemimpinan yang baik dalam menjembatani negara maju dengan negara berkembang. Saya juga berharap G20 Bali 2022 dapat dinilai sebagai tonggak sejarah dalam mewujudkan pertumbuhan inklusif global.

Makna G20 RI untuk Korsel

Sejak awal hingga menjelang penyelenggaraan KTT G20 di Bali, Korea Selatan terus memberikan dukungan kepada Indonesia dan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kepemimpinan Indonesia sebagai tuan rumah. Korea Selatan pun akan terus mengambil tanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat internasional dan bekerja sama secara erat dengan Indonesia sehingga KTT G20 tahun ini dapat menghasilkan sejumlah capaian yang diharapkan.

Perhelatan KTT G20 di Indonesia memiliki makna tersendiri bagi Korea.

Pertama, kunjungan Presiden Yoon Suk Yeol ke Indonesia dalam rangka menghadiri KTT G20 Bali merupakan kunjungan pertamanya sejak dilantik sebagai presiden.

Indonesia merupakan satu-satunya negara di kawasan ASEAN yang memiliki hubungan Kemitraan Strategis Khusus atau Special Strategic Partnership dengan Korea Selatan. Kunjungan Presiden Yoon ke Bali kali ini menunjukkan Indonesia merupakan mitra utama dalam diplomasi Korea di negara-negara ASEAN, khususnya dalam merealisasikan visi negara sekaligus kebijakan politik luar negeri, yaitu berperan sebagai 'global pivotal state.'

Kedua, KTT G20 di Bali akan membuka kesempatan untuk membangun kepercayaan yang lebih kuat, menjalin persahabatan yang lebih erat, serta memperkokoh kemitraan strategis antara kedua pemimpin negara.

Hanya berselang 4 bulan setelah KTT pertama di Seoul pada Juli lalu, Presiden Korea Selatan dan Presiden Indonesia akan kembali bersua di Bali. Melalui pertemuan di Bali tersebut, lingkup kemitraan yang nyata akan lebih terbuka lebar.

Kerja sama antara Korea dan Indonesia berjalan secara intensif di berbagai bidang, termasuk mobil listrik dan baterai, pembangunan IKN dan infrastruktur, serta industri pertahanan, seperti pengembangan jet tempur KF-21/IF-X dan kapal selam.

Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) pun telah diratifikasikan beberapa waktu lalu dan saat ini hanya tinggal menanti pemberlakuannya.

Melihat semakin kuatnya kerja sama strategis dan tingkat kemitraan antara kedua negara tersebut, saya berharap, ke depannya kedua negara akan dapat mempererat kerja sama ekonomi hijau, ekonomi digital, serta kesehatan dan medis.

Ketiga, Korea dan Indonesia juga dapat menampilkan capaian kerja sama yang sangat monumental di bidang budaya dan people-to-people exchange. Gelombang budaya Korea atau Hallyu yang diperkenalkan dengan istilah "K", seperti K-pop, K-drama, dan lain sebagainya telah menjadi fenomena yang mengguncang dunia, termasuk Indonesia.

Sementara Indonesia sendiri memiliki kekayaan alam dan budaya lokal yang beragam. Bali, misalnya, merupakan daerah yang menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak diminati oleh wisatawan asing, termasuk warga Korea.

Tahun depan, kedua negara akan menyambut 50 tahun peringatan jalinan hubungan diplomatik. Saya berharap, Korea dan Indonesia dapat memperkuat platform kerja sama budaya dengan membuka ruang bagi masyarakat kedua negara, termasuk kaum muda agar dapat lebih banyak berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran budaya.

Pemerintah Korea Selatan senantiasa bekerja sama secara proaktif dengan Indonesia dan berharap agar Indonesia sukses menyelenggarakan KTT G20 tahun ini serta KTT ASEAN pada tahun depan sehingga nama Indonesia semakin bersinar di mata dunia.

Presiden Yoon Suk Yeol akan senantiasa menjadi mitra sejati bagi Indonesia dalam menjalin kerja sama yang mengutamakan kemajuan dan kemakmuran.

(asa)
PROFILE

Park Tae-sung

Duta Besar Park Tae-sung adalah teknokrat yang memiliki pengalaman mumpuni di bidang ekonomi dan industri. Sebelum menjadi Duta Besar Korea Selatan di Indonesia, menjabat sebagai Deputi Menteri di Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi.

Selengkapnya