Mahathir KO dan Parlemen Gantung di Pemilu Malaysia, Apa yang Terjadi?

CNN Indonesia
Minggu, 20 Nov 2022 20:35 WIB
Eks PM Malaysia Mahathir Mohamad kalah telah hingga Parlemen Gantung usai Pemilu Malaysia, apa yang terjadi di negara itu?
Mahathir saat melakukan pencoblosan di Kuala Kedah, Alor Setar, Malaysia. (via REUTERS/MALAYSIAN DEPARTMENT OF INFORMAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Eks Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad kalah telak di pemilihan umum (Pemilu) Malaysia, di mana para pemimpin politik juga bermanuver untuk membentuk pemerintahan koalisi, Minggu (20/11).

Mereka sibuk bermanuver usai pemilu menghasilkan parlemen gantung yang belum pernah terjadi sebelumnya. Situasi ini terjadi karena tak ada kelompok yang dapat mengklaim mayoritas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemimpin oposisi lama Anwar Ibrahim dan mantan Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin masing-masing mengatakan mereka dapat membentuk pemerintahan dengan dukungan dari partai lainnya, seperti dikutip dari Reuters.

Muhyiddin berharap untuk menyelesaikan pembicaraan pada Minggu sore, meskipun negosiasi bisa memakan waktu berhari-hari.

Keadaan Sebelumnya

Koalisi multi-etnis Pakatan Harapan Anwar memenangkan 82 kursi di majelis rendah. Meski kurang 112 kursi untuk mayoritas, tetapi Anwar tetap berada di atas aliansi Perikatan Nasional Muhyiddin dengan 73 kursi dan Barisan Nasional Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob dengan 30 kursi.

Aliansi Muhyiddin, yang mencakup sebuah partai Islamis yang menggembar-gemborkan hukum Islam syariah untuk negara Asia Tenggara, muncul sebagai blok besar ketiga, membagi suara lebih banyak dari yang diharapkan.

[Gambas:Video CNN]

Mereka membuat terobosan di kubu Barisan, yang Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) kekuatan politik dominan Malaysia yang lama, menunjukkan penampilan terburuknya.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Berdasarkan para analis, kemungkinan besar pemerintah akan kembali menjadi koalisi blok Muhyiddin, Barisan dan kelompok lain. Namun, pemerintahan minoritas dimungkinkan jika baik Anwar maupun Muhyiddin tidak dapat menyatukan mayoritasnya.

Muhyiddin, yang mengatakan dia terbuka untuk bekerja dengan pihak manapun kecuali Anwar, mengatakan dia akan membahas kemitraan dengan pihak regional di negara bagian Sabah dan Sarawak di pulau Kalimantan.

Anwar tidak mengatakan dengan siapa dia akan bekerja. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters bulan ini, dia mengesampingkan bermitra dengan koalisi Muhyiddin dan Ismail, dengan alasan perbedaan mendasar.

Koalisi Muhyiddin dan Ismail mengutamakan kepentingan mayoritas etnis Melayu, sementara Anwar multikultural. Ras dan agama adalah isu yang memecah belah di Malaysia, di mana mayoritas adalah Muslim Melayu, dengan minoritas etnis Cina dan India.

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Peran Krusial Raja

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER