Jakarta, CNN Indonesia --
Pendakwah Islam kontroversial asal India, Zakir Naik, dikabarkan bakal menyampaikan ceramah di Qatar selama Piala Dunia 2022.
Kabar itu disampaikan salah satu jurnalis kanal olahraga pemerintah Qatar, Faisal Alhajri, melalui akun Twitter seperti dikutip Al Arabiya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penceramah Syekh Zakir Naik hadir di Qatar selama Piala Dunia dan akan memberikan sejumlah ceramah agama selama turnamen (Piala Dunia 2022)," demikian cuitan Alhajri pada Sabtu (19/11).
Pemilik nama asli Zakir Abdul Karim Naik ini merupakan pendakwah yang kerap mengundang kontroversi karena isi ceramahnya di beberapa negara tak jarang menyinggung perasaan umat agama lain.
[Gambas:Video CNN]
Terlepas dari itu, siapa sebetulnya Zakir Naik?
Zakir Abdul Karim Naik atau lebih dikenal Zakir Naik merupakan ulama asal India yang terkenal karena dakwah Islamnya yang menarik perhatian hingga ke orang-orang non-Muslim.
Naik merupakan pendakwah yang tak hanya mengundang umat Muslim dalam ceramahnya, tetapi juga warga non-Muslim hingga dakwahnya menyebar ke berbagai negara.
Naik dikenal sebagai tokoh Muslim yang terbuka mendiskusikan pemikiran Islam dan perbandingannya dengan agama lain.
Dengan cara komparasi ini, Naik ingin meluruskan kembali pandangan publik terhadap Islam yang dinilai mulai bergeser sejak insiden serangan pada 11 September 2001 di Amerika Serikat atau biasa disebut 9/11.
Sejak saat itu, Naik menganggap Islam selalu disebut fundamentalis dan agama sarat teroris.
"Muslim harus selalu membela diri untuk Islam sejak 9/11 dan terus menolak dilabeli fundamentalis. Tak ada yang salah jika seorang Muslim disebut fundamentalis. Semua umat Muslim yang baik harus menjadi seorang fundamentalis yang dilengkapi dengan pengetahuan fundamental tentang Islam," ujar Naik dalam sebuah acara keagamaan di Riyadh, Arab Saudi, pada 2005 lalu sebagaimana dikutip Arab News.
Sekilas profil Zakir Naik, baca di halaman berikutnya...
Sebelum menyelami Islam dan dunia dakwah, Naik merupakan akademisi lulusan Sarjana Kedokteran dan Bedah Universitas Mumbai.
Dia mulai meninggalkan dunia medis pada 1991 dan beralih menggeluti dakwah hingga akhirnya mendirikan Islamic Research Foundation (IRF).
Namanya pun lambat laun mulai santer terdengar dan kerap diundang ke berbagai negara untuk berceramah dan memperkenalkan Islam.
Naik bahkan dianugerahi penghargaan sipil tertinggi dari kerajaan yakni Shah Faisal Award.
Meski begitu, sebagian orang yang telah mendengar dakwahnya menganggap Naik kerap melontarkan komentar yang merendahkan agama lain.
Dalam satu ceramahnya pada 2016 lalu, Naik bahkan menyebut semua Muslim harus menjadi teroris. Diberitakan NDTV, Naik mengatakan bahwa jika umat Muslim mau, mereka dapat membuat 80 persen warga India tak lagi memeluk agama Hindu dan pindah haluan ke Islam.
Akibat komentarnya yang kerap dinilai radikal, Naik dikecam di negaranya sendiri yang mayoritas beragama Hindu. Naik bahkan dikecam karena diduga menginspirasi pelaku bom Mumbai, Rahil Sheikh.
Di Skotlandia, Naik juga dihujat karena dianggap menginspirasi seorang pemuda untuk melakukan serangan bom di Bandara Glasgow pada 2007.
[Gambas:Photo CNN]
Naik juga dikritik karena diduga menginspirasi pelaku bom Tahun baru di Dhaka, Bangladesh, 2016 lalu. Pelaku sempat mengunggah pesan mengutip perkataan dari sang tokoh agama tersebut sebelum melancarkan aksi terornya.
Di Asia Tenggara, salah satu penulis berita lokal Malaysiakini menganggap gaya ceramah Zakir Naik memang tak sopan.
"Hal ini membuat perdamaian yang sudah ada antar anggota agama berbeda menjadi sulit (diterapkan)," tulisnya.
Naik menyadari bahwa dakwah-dakwahnya bisa memicu salah persepsi dari para pendengarnya. Ia pun tak terkejut pelaku bom Mumbai terinspirasi dari pernyataannya.
"Saya setuju, saya menginspirasi orang yang dekat dengan Islam, tapi setiap penggemar tak selalu mengikuti kata-kata saya. Saat seseorang dekat dengan Islam, ada kemungkinan mereka mendengar pembicaraan lain," kata dia.
"Sekarang banyak orang yang menyesatkan umat Muslim dengan mengatasnamakan ajaran Islam," kata Naik.
Menurutnya, agama Islam yang ia anut tak pernah mengajarnya membunuh orang tak bersalah.
Selain menuai berbagai kecaman, Naik juga ditetapkan sebagai buronan di India karena kasus pencucian uang hingga ujaran kebencian.
Namun Naik membantah semua tuduhan pemerintah India tersebut.
Naik sendiri memilih kabur ke Malaysia setelah diburu polisi India.
Pada 2016, Naik mengklaim dirinya bukan warga negara India. Pada 2017, Arab Saudi memberikan status warga negara menurut laporan Middle East Monitor.