Sebelum menyelami Islam dan dunia dakwah, Naik merupakan akademisi lulusan Sarjana Kedokteran dan Bedah Universitas Mumbai.
Dia mulai meninggalkan dunia medis pada 1991 dan beralih menggeluti dakwah hingga akhirnya mendirikan Islamic Research Foundation (IRF).
Namanya pun lambat laun mulai santer terdengar dan kerap diundang ke berbagai negara untuk berceramah dan memperkenalkan Islam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Naik bahkan dianugerahi penghargaan sipil tertinggi dari kerajaan yakni Shah Faisal Award.
Meski begitu, sebagian orang yang telah mendengar dakwahnya menganggap Naik kerap melontarkan komentar yang merendahkan agama lain.
Dalam satu ceramahnya pada 2016 lalu, Naik bahkan menyebut semua Muslim harus menjadi teroris. Diberitakan NDTV, Naik mengatakan bahwa jika umat Muslim mau, mereka dapat membuat 80 persen warga India tak lagi memeluk agama Hindu dan pindah haluan ke Islam.
Akibat komentarnya yang kerap dinilai radikal, Naik dikecam di negaranya sendiri yang mayoritas beragama Hindu. Naik bahkan dikecam karena diduga menginspirasi pelaku bom Mumbai, Rahil Sheikh.
Di Skotlandia, Naik juga dihujat karena dianggap menginspirasi seorang pemuda untuk melakukan serangan bom di Bandara Glasgow pada 2007.
Naik juga dikritik karena diduga menginspirasi pelaku bom Tahun baru di Dhaka, Bangladesh, 2016 lalu. Pelaku sempat mengunggah pesan mengutip perkataan dari sang tokoh agama tersebut sebelum melancarkan aksi terornya.
Di Asia Tenggara, salah satu penulis berita lokal Malaysiakini menganggap gaya ceramah Zakir Naik memang tak sopan.
"Hal ini membuat perdamaian yang sudah ada antar anggota agama berbeda menjadi sulit (diterapkan)," tulisnya.
Naik menyadari bahwa dakwah-dakwahnya bisa memicu salah persepsi dari para pendengarnya. Ia pun tak terkejut pelaku bom Mumbai terinspirasi dari pernyataannya.
"Saya setuju, saya menginspirasi orang yang dekat dengan Islam, tapi setiap penggemar tak selalu mengikuti kata-kata saya. Saat seseorang dekat dengan Islam, ada kemungkinan mereka mendengar pembicaraan lain," kata dia.
"Sekarang banyak orang yang menyesatkan umat Muslim dengan mengatasnamakan ajaran Islam," kata Naik.
Menurutnya, agama Islam yang ia anut tak pernah mengajarnya membunuh orang tak bersalah.
Selain menuai berbagai kecaman, Naik juga ditetapkan sebagai buronan di India karena kasus pencucian uang hingga ujaran kebencian.
Namun Naik membantah semua tuduhan pemerintah India tersebut.
Naik sendiri memilih kabur ke Malaysia setelah diburu polisi India.
Pada 2016, Naik mengklaim dirinya bukan warga negara India. Pada 2017, Arab Saudi memberikan status warga negara menurut laporan Middle East Monitor.
(blq/bac)