China Buru-buru Sensor soal Demo Tuntut Xi Jinping Mundur di Medsos

CNN Indonesia
Senin, 28 Nov 2022 11:56 WIB
China segera menyensor dan memblokir seluruh pencarian serta konten soal demonstrasi menuntut Presiden Xi Jinping mundur di media sosial.
China segera menyensor dan memblokor seluruh pencarian serta konten soal demonstrasi menuntut Presiden Xi Jinping mundur di media sosial. (Foto: REUTERS/THOMAS PETER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga sensor China segera memblokir dan menghapus seluruh pencarian serta konten soal demonstrasi menuntut Presiden Xi Jinping mundur di media sosial.

Langkah itu dilakukan Beijing menyusul demonstrasi anti-pemerintah terus meluas ke kota-kota besar selama akhir pekan kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Per Senin (28/11), lembaga sensor China tampak telah menghapus sejumlah pencarian tentang unjuk rasa. Pencarian dengan kata kunci "Sungai Liangma" dan "Jalan Urumqi" yang menjadi lokasi demonstrasi paling besar pun nihil di Weibo, media sosial mirip Twitter di China.

Sejumlah video yang memperlihatkan mahasiswa China turun ke jalan dan menyanyikan lagu kebangsaan dan slogan menuntut Xi mundur juga hilang seketika dari WeChat.

Dikutip AFP, platform media sosial tersebut menyebut video-video itu dilaporkan sebagai "konten yang tidak patuh atau sensitif".

Sementara itu, pencarian di Weibo dengan tagar #A4 juga hilang. Tagar itu merujuk pada referensi ukuran kertas kosong yang menjadi gimik dari gerakan demonstrasi kali ini yang dipakai para pengunjuk rasa. Atribut kertas putih kosong melambangkan protes simbolis terhadap penyensoran yang selama ini kerap dilakukan rezim China.

[Gambas:Video CNN]

Demonstrasi menuntut Presiden Xi Jinping mundur pecah di sejumlah kota besar di China sepanjang akhir pekan. Demonstrasi yang langsung terang-terangan menuntut pemimpin tertinggi mundur seperti ini terbilang langka di Negeri Tirai Bambu.

Berawal dari memprotes kebijakan lockdown Covid-19 yang terlampau ketat, para demonstran mulai terdengar meneriakkan slogan-slogan menuntut Xi mundur.

Demo ini sebenarnya bermula akibat protes warga atas kematian 10 orang dalam insiden kebakaran di sebuah apartemen di Ibu Kota Provinsi Xinjiang, Urumqi, pada Kamis pekan lalu.

Para warga menganggap korban berjatuhan karena petugas pemadam kebakaran terlambat tiba di lokasi lantaran terhambat lockdown yang terlalu ketat.

Sejak itu, amarah warga pun menjalar ke beberapa kota lain di China. Pada Sabtu, demonstran pecah di Shanghai, tepatnya di jalan Wulumuqi yang merupakan Urumqi dalam bahasa Mandarin.

Tak peduli dengan tekanan aparat, massa meneriakkan slogan-slogan seperti, "Xi Jinping mundur! Partai Komunis China mundur!"

Di hari itu pula, unjuk rasa lainnya pecah di berbagai kota di China, termasuk ibu kota Beijing.

Di pagi hari, sekitar 200-300 mahasiswa berunjuk rasa di salah satu kampus elite di Beijing, Universitas Tsinghua.
Satu video yang sudah diverifikasi AFP menunjukkan para mahasiswa berteriak, "Demokrasi dan supremasi hukum. Kebebasan berekspresi."

Menjelang siang hari, demonstrasi pecah di kota lain. Sejumlah video menunjukkan massa beraksi di Guangzhou dan Chengdu, tapi AFP belum bisa memverifikasi video tersebut.

Di malam hari, sekitar 400 orang berunjuk rasa di pinggir sungai Beijing. Selama beberapa jam, mereka tak henti berteriak, "Kami semua orang Xinjiang! Pergilah orang China!"

Para demonstran juga mengacungkan kertas putih, melambangkan sistem sensor yang terlampau ketat di China. Mobil-mobil yang melintas membunyikan klakson, tanda dukungan bagi para demonstran.

Pada Senin (28/11) dini hari sekitar pukul 02.00, polisi paramiliter mulai diterjunkan untuk membantu aparat mengamankan demonstrasi.

Pengunjuk rasa akhirnya sepakat meninggalkan lokasi setelah para petugas berjanji tuntutan mereka didengarkan.

[Gambas:Video CNN]

(rds)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER