Kisah Pangeran Saudi Dipaksa MbS Lepas Gelar Putra Mahkota bak Mafia

CNN Indonesia
Kamis, 01 Des 2022 09:01 WIB
Terkuak kudeta kejam bak mafia dilancarkan Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) memaksa sepupunya, Pangeran Mohammed bin Nayef, menyerahkan gelar putra mahkota.
Terkuak kudeta kejam bak mafia dilancarkan Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) memaksa sepupunya, Pangeran Mohammed bin Nayef, menyerahkan gelar putra mahkota. (Foto: AP/Leon Neal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Nayef tak pernah menyangka statusnya sebagai penerus takhta kerajaan bisa lenyap begitu saja hanya dalam semalam.

Pangeran Nayef mengemban gelar Putra Mahkota Saudi pada 2015. Namun, pada Juni 2017, Raja Salman mencopot Nayef, keponakannya, dari jabatan Putra Mahkota dan menggantinya dengan sang anak, Mohammed bin Salman (MbS).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 21 Juni 2017, Press Agency mengkonfirmasi 31 dari 34 anggota Dewan Kesetiaan Arab Saudi memilih MbS sebagai putra mahkota menggantikan Nayef. Sejumlah pihak telah mengendus upaya "kudeta" ini.

Melansir The Telegraph, perubahan suksesi kerajaan Saudi ini juga telah diprediksi sejak Desember 2015 oleh sebuah memo publik yang sangat blak-blakan diterbitkan oleh Badan Intelijen Federal Jerman.

Dalam laporannya berjudul "The Godfather, Saudi-Style: Inside the Palace Coup that Brought MBS to Power", wartawan surat kabar The Guardian Anuj Cophra menceritakan kronologi kudeta yang dilakukan MbS sampai akhirnya bisa merebut gelar kedua terkuat di Saudi setelah Raja.

Baru dua tahun menjabat, Pangeran Nayef, putra dari mendiang Pangeran Nayef bin Abdulaziz Al Saud, dipaksa menyerahkan statusnya sebagai penerus takhta kerajaan kepada sepupunya, MbS, melalui kudeta kejam bak geng-geng mafia.

[Gambas:Video CNN]

Menurut sejumlah sumber dari dalam istana kerajaan, Nayef yang merupakan keponakan Raja Salman telah dipaksa mundur sebagai Putra Mahkota Saudi sejak pertengahan 2017. Saat itu, Raja Salman, ayah MbS, sudah menjabat sebagai pemimpin kerajaan.

Sementara itu, MbS menjabat sebagai wakil Putra Mahkota di bawah Nayef. Puncak ketegangan dalam keluarga kerajaan terjadi sekitar awal Juni 2017.

Saat itu, Nayef dan MbS berbeda pendapat soal menangani perselisihannya dengan Qatar. Berbeda dengan pandangan Nayef, MbS dan otokrat regional lainnya tetap memberlakukan blokade terhadap Qatar hingga memutus hubungan diplomatik antara Riyadh-Doha.

Nayef juga memliki masalah dengan Qatar, tapi ia memilih pendekatan diplomasi diam-diam ketimbang pendekatan agresif yang dilakukan MbS.

Pangeran Nayef diancam teken surat pengunduran diri, baca di halaman berikutnya >>>

Kisah Pangeran Saudi Dipaksa MbS Lepas Gelar Putra Mahkota bak Mafia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER