Alasan yang Bikin Pangeran Saudi Mohammed bin Nayef Digoyang MbS

CNN Indonesia
Sabtu, 03 Des 2022 14:04 WIB
Beberapa alasan Pangeran Mohammed bin Nayef dicopot dari jabatan Putra Mahkota oleh Raja Salman pada 2017 lalu beredar usai MbS naik takhta menggantikannya.
Alasan yang Bikin Pangeran Saudi Mohammed bin Nayef Dikudeta Mbs. (Foto: Getty Images/Anadolu Agency)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Nayef, lengser dari gelar penerus takhta sejak Juni 2017. Ia digantikan oleh sepupunya sekaligus anak kesayangan Raja Salman, Mohammed bin Salman (MbS).

Lengsernya bin Nayef dari gelar putra mahkota disebut-sebut sebagai ulah MbS yang 'ngebet' berkuasa. Belakangan, semakin terkuak kudeta yang dilakukan MbS demi merebut gelar Putra Mahkota dari sepupunya itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah alasan pun dituduhkan kepada bin Nayef agar keponakan Raja Salman itu jatuh.

Berikut beberapa alasan yang bikin Mohammed bin Nayef digoyang dari takhta.

1. Dituduh Narkoba

Mohammed bin Nayef sempat dituduh menggunakan narkoba saat dia dilengserkan.

Menurut seorang rekan keluarga kerajaan beberapa pangeran senior diberi tahu bahwa Nayef tak layak menjadi raja karena masalah narkoba, demikian dikutip The Guardian.

Nayef pun terpaksa mundur karena dianggap kecanduan obat penghilang rasa sakit, demikian dikutip Reuters.

"Raja datang menemui MbN (Mohammed bin Nayef) dan mereka berdua di ruangan itu. Dia [Raja Salman] mengatakan kepadanya: 'Saya ingin Anda mundur, Anda tak mendengarkan saran untuk perawatan atas kecanduan Anda yang berbahaya dan mempengaruhi keputusan Anda'," kata salah satu sumber dekat bin Nayef.

Meski begitu, sejauh ini tak ada informasi lebih lanjut apakah Mohammed bin Nayef betul-betul menggunakan narkoba atau tidak.

Namun, seorang teman dekat bin Nayef pernah mengungkapkan kekhawatirannya perihal masalah kesehatan mantan Putra Mahkota Saudi itu selama beberapa tahun belakangan.

Mantan pejabat Badan Intelijen AS (CIA) yang merupakan teman dekat bin Nayef, Bruce Riedel, mengatakan sang pangeran kerap mengalami rasa sakit dan terdapat tanda stres pascatraumatik.

Kondisi itu memaksa dia menggunakan obat-obatan sehingga membuat teman-teman dekatnya khawatir ia kecanduan obat.

[Gambas:Video CNN]

2. Tentang Embargo Qatar

Mohammed bin Nayef dikabarkan pernah menentang embargo terhadap Qatar.

Hal itu diungkapkan seorang pejabat Amerika dan seorang penasihat kerajaan Saudi, demikian dilaporkan The New York Times.

Upaya bin Nayef menentang embargo itu pun disebut-sebut sebagai salah satu alasan yang membuat dia dipecat dari jabatan.

3. Korupsi

Eks putra mahkota Saudi itu juga pernah terseret kasus korupsi.

Menurut laporan Reuters dan Wall Street Journal, rekening bank yang terkait dengan bin Nayef serta sejumlah kerabat dekatnya dibekukan oleh otoritas Saudi, seperti dikutip Al Jazeera.

Pembekuan rekening itu dilakukan ketika otoritas Saudi meluncurkan kampanye penangkapan sebagai bagian dari upaya memberantas korupsi yang mulai meluas. Upaya itu sendiri mulai berlaku sejak awal November 2017.

4. Berkhianat

Penggulingan bin Nayef dari gelar putra mahkota juga disebut karena yang bersangkutan melakukan upaya kudeta.

Dia dituduh demikian bersama Pangeran Ahmed bin Abdul Aziz yang merupakan saudara Raja Salman.

Orang dalam istana menduga tuduhan itu merupakan upaya menutupi aksi MbS yang ingin mengambil alih kekuasaan ayahnya.

Menurut sumber itu, langkah MbS melawan kedua pangeran itu merupakan tindakan pencegahan kudeta, menyusul penurunan kesehatan Raja Salman.

Meski begitu, pejabat Saudi membantah klaim tersebut.



(blq/rds)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER