Israel 'Ngebet' Buka Relasi dengan Arab Saudi Tahun Ini

CNN Indonesia
Jumat, 09 Des 2022 13:22 WIB
Rumor normalisasi Arab Saudi-Israel kian santer terdengar. Israel dikabarkan mendorong penandatanganan perjanjian damai dengan Saudi dalam waktu satu tahun.
Rumor normalisasi Arab Saudi-Israel kian santer terdengar. Israel dikabarkan mendorong penandatanganan perjanjian damai dengan Saudi dalam waktu satu tahun. (Foto: REUTERS/RONEN ZVULUN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Israel dilaporkan berupaya mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi untuk menandatangani perjanjian perdamaian formal dalam waktu satu tahun.

Hal itu diungkap oleh mantan duta besar Israel di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Danny Danon.

Dengan perjanjian perdamaian, Israel dan Saudi bisa menormalisasi hubungan dan membuka jalur diplomatik antara kedua negara. Selama ini, Saudi dan Israel tak memiliki relasi resmi karena bentuk solidaritas Riyadh terhadap bangsa Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sela-sela KTT Kepemimpinan Global Perjanjian Abraham di Roma, Italia, Danon menuturkan PM Israel Benjamin Netanyahu yang baru kembali ke pucuk pemerintahan pun berencana mengunjungi Riyadh, Arab Saudi, dalam waktu dekat.

"Prioritas pertama pemerintah Israel yang baru adalah meningkatkan negara yang menandatangani Abraham Accords," kata Danon seperti dikutip Arabian Bussiness pada Kamis (8/12).

"Saya berharap kita akan melihat kesepakatan antara Israel dan Arab Saudi tahun ini," paparnya lagi.

[Gambas:Video CNN]

Danon menuturkan Abraham Accords tidak dibangun dan dicapai hanya dalam sehari. Menurutnya, bagian tersulit dari normalisasi hubungan Israel adalah mengungkapnya ke publik.

"Kami telah berhubungan dengan Saudi selama bertahun-tahun, saya bekerja secara pribadi dengan mereka di PBB dalam hal stabilitas dan keamanan regional," ujar Danon.

"Kunjungan kenegaraan pertama PM Netanyahu adalah ke Abu Dhabi, dan kami berharap Riyadh akan menyusul," tambahnya.

Pernyataan Danon semakin menguatkan rencana normalisasi Saudi-Israel.

Baru-baru ini, pemerintahan Raja Salman dilaporkan tengah mencari cara menormalisasi hubungannya dengan Israel.

Media Israel i24NEWS melaporkan Menteri Negara Urusan Luar Negeri Saudi, Abdel al-Jubeir, bahkan menjamin normalisasi Israel-Saudi akan terjadi pada akhirnya meski ia sadar itu butuh waktu.

Hal itu diucapkan Abdel saat berbicara dengan para pemimpin senior Yahudi Amerika Serikat baru-baru ini.

Selain itu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS), juga telah bertemu dengan pejabat AS di Riyadh yang diundang oleh Washington Institute.

Dalam pertemuan itu, MbS melayangkan tiga tuntutan utama yang harus dipenuhi sebelum Saudi memutuskan bergabung dalam Perjanjian Abraham soal normalisasi hubungan dengan Israel.

Dilansir Jerusalem Post, ketiga tuntutan Saudi itu tidak ada yang menyangkut kepentingan Palestina atau desakan kepada Israel terkait konfliknya dengan Ramallah.

Sebaliknya, MbS justru melayangkan tuntutan yang fokus pada penguatan aliansi Saudi-AS, pasokan senjata ke Saudi yang menjadikan Riyadh seolah-olah adalah anggota NATO.

MbS juga meminta izin agar Riyadh bisa memiliki program nuklir sipil terbatas.

Jika benar terjadi, Saudi akan menjadi negara Arab terbaru yang normalisasi hubungan dengan Israel melalui Perjanjian Abraham setelah Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko pada September 2020. Hal ini dipastikan memicu kritik hingga kecaman dari para pendukung Palestina.



(bac/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER