Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengklaim Arab Saudi serius untuk merajut kembali hubungan Riyadh dengan Teheran.
Amir-Abdollahian mengatakan perwakilan Saudi menyampaikan keinginannya itu pada pertemuan kedua pihak di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Baghdad, di Amman, Yordania, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saudi diwakili Menlu Pangeran Faisal bin Farhan dalam pertemuan dengan Amir-Abdollahian.
"Rekan Saudi saya meyakinkan saya tentang keinginan untuk melanjutkan dialog dengan Iran," demikian pernyataan Amir-Abdollahian seperti dikutip dari kantor berita Turki, Anadolu.
Ini bakal jadi kali pertama bagi kedua negara jika pembicaraan damai berhasil diwujudkan sejak 2016.
Arab Saudi dan Iran memutuskan hubungan diplomatik setelah insiden serangan terhadap Kedutaan Besar Saudi oleh massa yang marah pada Januari 2016.
Kemarahan massa meletup karena Saudi mengeksekusi mati ulama Syiah, Sheikh Nimr Al-Nimr pada tahun tersebut. Kedua negara pun tak jarang terlibat perseteruan usai insiden itu.
Pada April 2021, perwakilan kedua negara sempat menggelar pertemuan yang diperantarai Irak. Kedua negara sempat mencatat hasil penting pada pertemuan itu ke arah perdamaian, namun kembali surut.
Amir-Abdollahian kemudian mengungkapkan kemajuan hasil dari pertemuan kedua negara dari masalah keamanan menuju peluang normalisasi hubungan diplomatik.
Pihak Irak juga menyatakan siap membawa pembicaraan itu semakin mendekatkan kembali hubungan kedua negara tersebut.
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani menyatakan pada 2 November di konferensi pers, harapannya agar pertemuan tingkat tinggi Iran-Saudi terus dilanjutkan.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari pihak Saudi mengenai klaim Amir-Abdollahian soal keinginan Saudi untuk rujuk kembali.
(bac)