UNHCR Bersyukur RI Tampung 233 Rohingya usai Terapung di Laut Sebulan

CNN Indonesia
Rabu, 28 Des 2022 09:39 WIB
UNHCR menyatakan kelegaan mereka melihat 233 pengungsi Rohingya akhirnya dievakuasi otoritas Indonesia ke pantai Aceh dengan aman awal pekan ini. (Antara/Joni Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) bersyukur Indonesia bersedia menampung kelompok Rohingya usai terombang-ambing di laut selama satu bulan.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Selasa (27/12), UNHCR menyatakan lega melihat 233 pengungsi di bawa ke pantai Aceh dengan aman pada Minggu (25/12) dan Senin (26/12).

"Kami menyambut baik tindakan kemanusiaan ini oleh masyarakat lokal dan pihak berwenang di Indonesia," kata Perwakilan UNHCR di Indonesia, An Mayman.

Ia kemudian berujar, "Tindakan ini membantu menyelamatkan nyawa manusia dari kematian, mengakhiri cobaan yang menyiksa bagi banyak orang (Rohingya) yang putus asa."

UNHCR melaporkan para pengungsi yang diselamatkan mengalami dehidrasi setelah sebulan terombang-ambing di laut.

Sejumlah penyintas yang tiba pada Senin mengatakan sekitar 26 orang tewas dalam perjalanan mereka. Puluhan pengungsi Rohingya itu meninggal karena kondisi yang memprihatinkan di atas kapal.

putin

UNHCR juga menerangkan kondisi mereka saat diselamatkan membutuhkan perhatian medis segera mungkin.

Sepanjang 2022, badan pengungsi PBB itu melaporkan sekitar 2.000 orang melakukan perjalanan di Laut Andaman dan Teluk Benggala. Dari jumlah tersebut nyaris 200 orang meninggal.

UNHCR juga menerima laporan satu perahu tambahan dengan sekitar 180 orang masih hilang. Semua penumpang juga disebut tewas. Namun, data itu belum bisa dikonfirmasi.

Selama 1,5 bulan Indonesia telah membantu menyelamatkan 472 pengungsi Rohingya dari empat perahu.

Menurut pernyataan UNHCR, tindakan itu menunjukkan komitmen dan penghormatan terhadap prinsip-prinsip dasar kemanusiaan bagi orang-orang yang menghadapi persekusi dan konflik.

UNHCR juga mendesak negara-negara lain untuk mengikuti tindakan semacam itu. Banyak negara yang tak bertindak meskipun banjir permintaan.

"Negara-negara di wilayah tersebut harus memenuhi kewajiban hukum mereka dengan menyelamatkan orang-orang di kapal yang sedang dalam kesulitan untuk menghindari kesengsaraan dan kematian lebih lanjut," demikian pernyataan resmi UNHCR.



(isa/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK