Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, melempar sejumlah guyon "receh" ketika menjadi pembicara di CT Corp Leadership Forum di Menara Bank Mega, Jakarta, pada Senin (9/1).
Kelakar-kelakar itu dilontarkan Anwar di hadapan Chairman CT Corp, Chairul Tanjung, dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju.
Berikut guyon-guyon "receh" yang dilontarkan Anwar saat berkunjung ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat membuka pidato, Anwar mengaku banyak mengalami pasang surut kehidupan. Ia berguyon lebih banyak mengalami fase "surut" dibandingkan "pasang" dalam hidup.
Anwar mulanya berujar hidupnya banyak mengalami lika-liku, kegetiran, dan pasang surut. Di tengah kalimat itu, dia menyelipkan guyonan bahwa ia lebih sering menghadapi fase turun ketimbang naik.
Meski begitu, Perdana Menteri ke-10 Malaysia itu mengklaim tak pernah merasa demikian dengan Indonesia.
"Dalam menghadapi liku-liku hidup, getir, pasang surut, lebih banyak surut dari pasang. Saya tidak pernah merasa terasing di Indonesia," kata Anwar.
"Dari tingkat presidennya hingga rakyat biasa menganggap saya seperti yang diungkapkan semasa saya disambut oleh ketika itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di bawah family trees Adi Sasono, Chairul Tanjung, dan teman-teman, diungkapkan Anwar (adalah) sahabat sejati."
Anwar juga berkelakar soal kejujuran kala seseorang berada di tampuk kekuasaan. Dia menyebut mereka yang memegang kuasa, termasuk di negara Islam sekalipun, perlu dipertanyakan kejujurannya.
Ia lantas berkelakar sekaligus menyindir, biasanya kian kuat slogan Islam yang digembar-gemborkan, makin banyak uang rakyat hilang.
"Apakah benar orang yang memegang tampuk kekuasaan itu, yang menang dengan dukungan rakyat itu, menang dengan cara dan kaidah etik yang dapat dipertahankan? Nah, sudah punya kuasa, apakah mereka jujur dalam melaksanakan amanah itu? Memberantas korupsi yang sudah menjadi budaya?" ucapnya.
"Di negara-negara Islam, lebih kuat slogan Islamnya, lebih banyak dana hilang. Atau kalau di Malaysia, lebih kuat suara ketuanan Melayunya, lebih cepat lesat uangnya. Jadi, kita tidak boleh terpukau dengan slogan, janji-janji muluk, dan kata-kata karena kalau kita pegang terhadap prinsip Islam [itu harusnya] lebih keras lagi."
Dalam kesempatan itu, Anwar juga sempat berguyon tak punya kekasih di Indonesia meski punya hubungan baik dengan RI.
Saking baik hubungan Anwar dengan RI, banyak jurnalis mengira dia pernah mengenyam pendidikan di Indonesia, padahal tidak.
"Wartawan banyak yang mengira saya pernah mengenyam pendidikan di Indonesia, saya bilang tidak. Saya enggak pernah belajar di Indonesia. Cewek pun enggak ada di sini. Kalau ada, saya tidak akan mengaku untuk menjaga keharmonisan. Kalau ada pun diam-diam ya, hehe," ucapnya.