Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat tengah mempersiapkan pengiriman tank M1 Abrams ke Ukraina untuk melawan balik gempuran Rusia.
Persiapan itu dilakukan setelah AS ogah-ogahan menyetujui pengiriman tank Abrams ke Kyiv, sama halnya dengan Jerman yang bersikeras enggan mengirim Leopard 2 untuk menopang Ukraina melawan Kremlin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa AS maju mundur kirim tank Abrams ke Ukraina?
Juru bicara keamanan nasional AS John Kirby menjelaskan keputusan Washington mengirim tank Abrams ke Kyiv semata-mata bergantung pada kebutuhan Ukraina hingga pertimbangan teknis soal pengoperasian dan pemeliharaan tank.
[Gambas:Video CNN]
"Kami sudah bicara terkait fakta bahwa Abrams adalah sistem yang sangat mumpuni, tetapi Abrams adalah sistem yang sangat mahal untuk dioperasikan dan dipelihara," kata Kirby kepada Anderson Cooper dari CNN.
Dia berkata, "Abrams memiliki mesin jet, bukan berarti Ukraina tidak bisa mempelajari itu, hanya saja kita harus memperhitungkan semua hal tersebut dengan sistem apa pun yang berpotensi kita berikan untuk mereka."
Kirby pun mengakui kerumitan sistem Abrams berperan dalam keputusan AS untuk berbagi tank dengan Ukraina.
"Tanpa mendahului keputusan apa pun yang belum disampaikan, saya hanya akan memberitahu Anda bahwa lagi-lagi, dengan sistem canggih apa pun, Anda harus mempertimbangkan hal-hal seperti rantai pasokan dan waktu pemeliharaan," ujar Kirby.
"Dan seberapa sering Anda bisa membuatnya tetap beroperasi serta bagaimana Anda menggunakannya secara efektif."
Lanjut baca di halaman berikutnya...
AS sejauh ini telah memasok tank T-72 era Soviet yang sudah diperbarui ke medan perang. Meski begitu tank Barat yang lebih modern adalah generasi yang lebih maju terutama soal kemampuan mereka menargetkan posisi musuh.
Pengiriman tank semacam ini dinilai bisa memperkeruh hubungan antara AS dengan Rusia yang sudah lama tegang.
Terkait hal ini, Kirby tak merasa bahwa menyediakan sistem yang lebih canggih hanya akan meningkatkan ketegangan dengan Moskow. Dia menegaskan yang selama ini memulai ketegangan ialah Rusia.
"Jangan salah, satu-satunya pihak yang meningkatkan perang adalah Rusia, mereka memulainya dan mereka telah meningkatkannya sejak saat itu," kata Kirby.
Kirby berujar AS belakangan tak banyak membicarakan perang kedua negara pecahan Uni Soviet itu. Meski begitu Moskow tetap menggempur Ukraina menggunakan rudal jelajah dan pesawat nirawak.
Serangan itu bahkan menyerang infrastruktur sampai membuat warga sipil kehilangan listrik di tengah musim dingin yang menusuk.
"Jadi yang saya maksud adalah Rusia yang menjadi agresor di sini, Rusia yang telah meningkatkan ketegangan," ucapnya.
AS baru-baru ini menyatakan kesiapannya mengirim tank Abrams ke Ukraina setelah selama ini enggan karena berdalih tank tersebut terlalu rumit.
Pejabat AS berujar bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengirim tank M1 Abrams seberat 70 ton ke Kyiv lantaran harganya mahal dan membutuhkan jumlah yang signifikan untuk pelatihan guna mengoperasikannya.
Tank-tank itu berulang kali dilayangkan sebagai opsi jangka panjang untuk menyudahi perang di Ukraina.
Tank mewakili senjata perlawanan paling kuat yang disediakan untuk Ukraina sejauh ini. Alat berat itu dirancang untuk menghadapi musuh secara langsung alih-alih menembak dari jarak jauh.
Jika digunakan dengan tepat disertai pelatihan yang memadai, penggunaan tank bisa memungkinkan Ukraina merebut kembali wilayah dan melawan pasukan Rusia.