Pakar senjata perang menilai sia-sia bagi Rusia jika membuat robot penghancur tank dari negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Sebelumnya, eks direktur jenderal badan ruang angkasa Roscosmos, Dmitry Rogozin, mengatakan tengah mendalami riset dengan perusahaan Android Technology untuk memodifikasi robot Marker jadi alat tempur penghancur tank.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamat keamanan dari Pusat Studi Keamanan Amerika sekaligus penasihat CNA Corporation, Sam Bendett, mengatakan kemungkinan Rusia hanya akan mengirim robot anti-tank dalam jumlah kecil.
"Kemungkinan tiga dari lima Marker akan diuji coba dahulu di Ukraina dan bakal kalah. Ada kemungkinan juga Android Technology bersedia merespons kebutuhan (Kementerian Pertahanan Rusia) untuk mempersenjatai robot itu. Kemungkinan juga mengindikasikan bahwa perusahaan tengah berupaya dengan proyek lain untuk pembuatan Marker," tutur Bendett seperti dikutip dari Defense One.
Meski demikian, Bendett meragukan robot Marker bisa sangat efektif menghancurkan tank-tank dari NATO dan AS.
"Uji coba Marker sebelumnya yang dibuka secara publik saat melawan UAV (Kendaraan Nirawak) kecil dan ini (jenis Marker) menjalani tes di medan yang kompleks seperti hutan. Tapi bukan di medan tempur sesungguhnya ketika banyak upaya untuk menghancurkan robot itu," tutur Bendett.
"Terlebih, tank-tank Barat akan menjadi bagian dalam formasi tempur dengan dukungan udara seperti drone dan UAV yang akan memburu setiap target dari Rusia, termasuk Marker. Namun jika Rogozin mengatakan bahwa robot itu akan digunakan sebagai pengintai, masih masuk akal," ucap Bendett.
Lihat Juga :![]() Kilas Internasional Rusia Diduga Dalangi Pembakaran Al Quran hingga Jam Kiamat Makin Dekat |
Sebelumnya Rogozin mengklaim robot Marker akan dilengkapi senjata berat untuk menghancurkan tank-tank tempur utama dari negara-negara NATO.
"Misalnya, segera setelah pengiriman tank Abrams dan Leopard ke pasukan Ukraina dimulai, Marker akan dilengkapi gambar elektronik untuk mendeteksi dan menghancurkan tank AS dan Jerman dengan peluru kendali anti-tank," kata Rogozin, seperti dikutip Sputnik, Kamis (25/1).
(bac)