Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan komandan pasukan tentara bayaran Rusia Wagner Group meminta maaf karena pernah berperang di Ukraina.
Andrei Medvedev, yang kabur ke Norwegia usai kontraknya dengan Wagner habis, mengaku menyesal telah terlibat dalam pertempuran berdarah di Ukraina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang menganggap saya bajingan, penjahat, pembunuh," kata Medvedev, seperti dikutip Reuters.
"Pertama-tama, berulang kali, dan sekali lagi, saya ingin minta maaf. Meskipun saya tidak tahu ini akan diterima atau tidak namun saya ingin minta maaf," ujar dia melanjutkan.
Medvedev merupakan eks komandan Wagner yang pernah bekerja di militer Rusia pada 2014 kala usianya 18 tahun. Saat itu dia bertugas di Brigade Lintas Udara ke-31 yang berbasis di Ulyanovsk.
[Gambas:Video CNN]
Medvedev mengaku sepanjang hidupnya dia pernah beberapa kali mendekam di penjara, termasuk untuk kasus perampokan. Terakhir kali dia keluar dari balik jeruji, dia memutuskan untuk bergabung dengan Wagner yakni pada Juli 2022.
Selama ini pasukan Wagner disebut rekrutan narapidana. Namun, Medvedev mengatakan dia tidak direkrut langsung dari penjara.
Medvedev bergabung karena tahu bakal diikutsertakan dalam angkatan bersenjata reguler Rusia.
Ia menandatangani kontrak selama empat bulan dengan gaji bulanan sekitar 250 ribu rubel atau setara Rp53 juta. Medvedev pertama kali menyeberang ke Ukraina pada 16 Juli dan bertempur di dekat Bakhmut.
"Itu kacau. Jalan menuju Artemovsk (Bakhmut) dipenuhi mayat tentara kami," ujarnya.
"Terlalu banyak kerugian. Saya melihat banyak teman yang meninggal."
Lanjut baca di halaman berikutnya...
Ketika di Wagner, Medvedev ditugaskan memimpin satu regu, menerima perintah dari komandan peleton, serta merencanakan misi tempur.
Selama itu, dia mengaku pernah menyaksikan dua orang yang tak mau berperang ditembak di depan tahanan yang baru direkrut.
"Hal yang paling menakutkan? Menyadari bahwa ada orang yang menganggap diri mereka sebagai rekan Anda, dan ada pula yang bisa datang dan membunuh Anda dalam sekejap," ucap dia.
Kisah pengalaman berdarahnya itu dia ceritakan karena ingin "para pelaku dihukum" atas kejahatan mereka di Ukraina.
"Saya telah memutuskan untuk menentang Wagner di depan umum, untuk membantu memastikan bahwa pelaku dihukum atas kasus-kasus tertentu," tutur Medvedev.
Meski kini telah meninggalkan medan tempur, Medvedev mengamini bahwa banyak orang yang tak menyukai dia karena pernah bergabung dengan Wagner.
Namun dia menegaskan bahwa sekarang dirinya bukan lagi bagian dari kelompok bengis tersebut.
"Saya ingin menjelaskan bahwa saya bukan Wagner. Ya, saya memang pernah bertugas di Wagner. Ada beberapa momen [dalam cerita saya] yang tidak disukai orang bahwa saya pernah bergabung dengan mereka. Namun tidak ada orang yang terlahir pintar," kata dia.
Usai menjadi komandan Wagner dan menyudahi kontrak, Medvedev kini melarikan diri ke Norwegia untuk mencari suaka.
Saat ini Medvedev berstatus saksi atas penyelidikan soal kejahatan perang yang dilakukan Kripos, dinas polisi kriminal nasional Norwegia.
Sementara itu, pendiri Wagner Yevgenny Prigozhin, sempat mengatakan bahwa Medvedev pernah bekerja di unit Wagner di Norwegia dan telah "menganiaya tahanan".
Prigozhin bahkan mewanti-wanti untuk tak percaya begitu saja pada Medvedev.
"Hati-hati, dia sangat berbahaya," kata Prigozhin.
Hingga Rabu (1/2), pernyataan Medvedev terbaru ini belum mendapat tanggapan dari Wagner.