Ketika di Wagner, Medvedev ditugaskan memimpin satu regu, menerima perintah dari komandan peleton, serta merencanakan misi tempur.
Selama itu, dia mengaku pernah menyaksikan dua orang yang tak mau berperang ditembak di depan tahanan yang baru direkrut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal yang paling menakutkan? Menyadari bahwa ada orang yang menganggap diri mereka sebagai rekan Anda, dan ada pula yang bisa datang dan membunuh Anda dalam sekejap," ucap dia.
Kisah pengalaman berdarahnya itu dia ceritakan karena ingin "para pelaku dihukum" atas kejahatan mereka di Ukraina.
"Saya telah memutuskan untuk menentang Wagner di depan umum, untuk membantu memastikan bahwa pelaku dihukum atas kasus-kasus tertentu," tutur Medvedev.
Meski kini telah meninggalkan medan tempur, Medvedev mengamini bahwa banyak orang yang tak menyukai dia karena pernah bergabung dengan Wagner.
Namun dia menegaskan bahwa sekarang dirinya bukan lagi bagian dari kelompok bengis tersebut.
"Saya ingin menjelaskan bahwa saya bukan Wagner. Ya, saya memang pernah bertugas di Wagner. Ada beberapa momen [dalam cerita saya] yang tidak disukai orang bahwa saya pernah bergabung dengan mereka. Namun tidak ada orang yang terlahir pintar," kata dia.
Usai menjadi komandan Wagner dan menyudahi kontrak, Medvedev kini melarikan diri ke Norwegia untuk mencari suaka.
Saat ini Medvedev berstatus saksi atas penyelidikan soal kejahatan perang yang dilakukan Kripos, dinas polisi kriminal nasional Norwegia.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL 8 Negara Demo Pembakaran Al Quran sampai Rusia Tembak Mati Tentaranya |
Sementara itu, pendiri Wagner Yevgenny Prigozhin, sempat mengatakan bahwa Medvedev pernah bekerja di unit Wagner di Norwegia dan telah "menganiaya tahanan".
Prigozhin bahkan mewanti-wanti untuk tak percaya begitu saja pada Medvedev.
"Hati-hati, dia sangat berbahaya," kata Prigozhin.
Hingga Rabu (1/2), pernyataan Medvedev terbaru ini belum mendapat tanggapan dari Wagner.
(blq/bac)