KILAS INTERNASIONAL

Selandia Baru soal OPM Sebar Foto Pilot hingga Rusia Culik Anak

tim | CNN Indonesia
Kamis, 16 Feb 2023 07:08 WIB
Selandia Baru buka suara soal Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyebar foto dan video pilot Susi Air uang mereka sandera, Philip Mehrtens.
OPM pamer foto dan video pilot Susi Air, Philip Mehrtens, yang mereka sandera. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Selandia Baru buka suara soal Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyebar foto dan video pilot Susi Air uang mereka sandera, Philip Mehrtens.

Berita lainnya tentang Rusia disebut culik anak-anak yatim dari Ukraina ke kamp reedukasi.

Berikut sejumlah berita pilihan yang terangkum dalam Kilas Internasional pagi ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selandia Baru Buka Suara usai OPM Sebar Foto-Video Pilot Susi Air

Selandia Baru buka suara usai Organisasi Papua Merdeka (OPM) merilis foto salah satu warganya Philips Mehrtens, pilot Susi Air yang disandera sejak 7 Februari lalu.

Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru memaparkan pemerintah mengetahui OPM merilis foto dan video yang menunjukkan kondisi Mehrtens

"[Kami] mengetahui foto dan video yang beredar, tetapi kami tak akan berkomentar lebih jauh soal ini," demikian pernyataan kementerian itu kepada CNN, Rabu (15/2).

Napi Rusia Curhat Putin Kirim Mereka ke Ukraina Buat Umpan Meriam

Narapidana Rusia membeberkan pemerintahan Presiden Vladimir Putin mengirim mereka ke Ukraina untuk dijadikan umpan meriam dalam perang.

Salah satu napi tersebut adalah Biktor Sevalnev. Sevalnev sempat membagikan rekaman suaranya yang menceritakan kondisi di Ukraina kepada istrinya sebelum meninggal dunia.

"Saya akan ditembak. Saya kehilangan banyak orang di sana. Ingat: jangan mengirim banyak orang ke sini. Sudah cukup, mereka [Rusia] ingin membunuh kita semua," ujar Sevalnev dalam rekaman itu, seperti dikutip CNN, Selasa (14/2).

[Gambas:Video CNN]

Rusia Disebut 'Culik' 6.000 Anak Yatim Ukraina ke Kamp Reedukasi

Rusia disebut 'menculik' 6.000 anak yatim Ukraina, berusia beberapa bulan hingga 17 tahun, dan mengirim mereka ke kamp reedukasi sejak melancarkan invasi pada 2022 lalu.

Menurut laporan Laboratorium Penelitian Kemanusiaan Yale (Yale Humanitarian Research Lab), pemerintah Rusia mengoperasikan 43 kamp yang menahan ribuan anak Ukraina sejak invasi. Fasilitas itu ada di sejumlah wilayah Rusia dan wilayah Ukraina yang diduduki Moskow seperti Crimea.

"Total anak-anak tak diketahui dan kemungkinan lebih tinggi dari 6.000," demikian bunyi kutipan laporan itu.

Studi itu juga mengungkap upaya Moskow untuk merelokasi, mendidik kembali, dan terkadang melatih militer atau secara paksa mengadopsi anak-anak Ukraina.

(bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER