T: Sampai kapan Ukraina bergantung pada pasokan senjata Barat? Apakah menurut Ukraina strategi ini pada akhirnya bisa membantu Kyiv menang atas Rusia?
Pastinya. Karena seperti yang saya katakan bahwa Ukraina sangat termotivasi. Termotivasi untuk menang. Mereka sedang mempertahankan rumah mereka, mempertahankan anak-anak mereka, mempertahankan orang yang mereka cintai, mereka mempertahankan makam leluhur mereka yang ada di sana. It's secret things for us. Kami hanya tidak bisa membiarkan orang datang dan menduduki rumah kami. Jadi motivasi kami sangat tinggi.
Namun motivasi tidak cukup. Tentu saja kami butuh senjata. Saya tidak akan bicara soal sampai kapan Ukraina bakal bergantung pada senjata Barat. Sebab yang terjadi di Ukraina, bukan hanya perang oleh Rusia terhadap Ukraina. Tapi perang oleh kejahatan kediktatoran imperialisme melawan kemanusiaan, melawan keadilan, melawan hak asasi manusia, melawan demokrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, negara-negara yang berpihak pada demokrasi kemanusiaan, hukum, hak asasi manusia, semua nilai-nilai ini, mereka hanya membayar sedikit harga untuk mempertahankan nilai-nilai ini. Sementara Ukraina membayar mahal, apa yang Ukraina bayar adalah nyawa mereka. Dan itu sudah mencapai ratusan ribu jiwa. Ukraina membayar dengan kesehatan psikologis. Karena banyak sekali anak-anak yang tewas, diperkosa, dan disiksa. Saya tidak tahu bagaimana mereka hidup setelah itu.
Ukraina membayar dengan kerusakan infrastruktur, yang harus dibangun kembali. Jadi itu harga yang mahal. Ini bukan soal bayaran atas senjata, kami sangat berterima kasih kepada mitra kami tapi kami harus mengerti.
Contoh nyatanya, apakah Anda tahu berapa banyak senjata yang tersisa di Afghanistan setelah penarikan pasukan Amerika? Berapa banyak senjata tersisa? Jika kami setidaknya punya 10 persen dari senjata itu, kami sudah pasti menjadi pemenang. Kami bakal mengalahkan Rusia dalam waktu singkat. Banyak senjata yang dimiliki Afghanistan saat itu. Jika kami mendapat sedikit saja, sedikit demi sedikit (kami bisa menang).
Karena beberapa negara tidak mau Putin dipermalukan, dengan mengatakan hal-hal aneh seperti kami tidak mau tank kami berada di Rusia, kami netral, dan lainnya. Ini aneh. Sebab kami bicara tentang kemanusiaan. Tentang manusia dan bukan manusia. Apa yang Anda lakukan itu sangat penting, begitu pula apa yang tidak Anda lakukan untuk membiarkan kemanusiaan mengalahkan iblis. Saya rasa ini penting.
Oleh sebab itu, merupakan hal logis bahwa negara-negara demokratis membantu Ukraina dengan senjata dan lainnya. Seperti pada perang dunia dua. Negara-negara demokratis saat itu, bedanya, membantu negara non demokratis untuk mengalahkan negara non demokratis Jerman. Jadi seperti dua penjahat bertarung. Berbeda dengan saat ini. Kami benar-benar negara yang tidak berpihak, netral, dan demokratis. Tidak mengancam siapa pun dan kami diserang. Jadi, senjata adalah hal kecil yang perlu dibayar.
T: Apakah menurut Anda sekutu Barat seperti AS, Inggris, Prancis, Jerman, dan NATO cukup membantu Ukraina selama satu tahun invasi Rusia ini?
Secara umum, aku tidak merasa apa yang kami dapatkan sudah cukup. Tapi masalahnya adalah negara-negara yang, misalnya Polandia, Estonia, Latvia, Lithuania, Slovakia, Bulgeria, mereka hampir menyerahkan semua yang mereka miliki untuk membantu Ukraina. Saya tidak hapal angka pastinya, tapi Estonia saya kira memberikan setengah peralatan militer mereka seperti tank, canon, ke Ukraina.
Sementara beberapa negara, seperti misalnya Jerman, Prancis, Italia, hanya memberikan sedikit, sedikit demi sedikit yang mereka miliki di saat mereka bisa memberikan lebih banyak dari itu.
Kami tidak bisa bilang seluruh anggota NATO atau negara-negara demokratis memberikan bantuan pada kami. Beberapa negara, misalnya Switzerland, mereka memproduksi amunisi untuk beberapa canon Jerman, canon pertahanan udara. Namun mereka tidak menyetujui amunisi ini dijual ke Ukraina.
Jadi, kami punya senapan mesin, canon, tapi kami tidak bisa menggunakannya karena amunisinya diproduksi oleh negara yang tidak menyetujui pengiriman. Ini sesuatu yang tidak saya pahami. Ini di luar pemahaman saya. Saya rasa apa yang kami dapatkan, mestinya bisa didapat sebelum invasi. Jika seperti itu, invasi mungkin saja tak akan pernah terjadi. Jika itu terjadi, mungkin saja akan berakhir dalam waktu singkat. Hanya saja kenyataan adalah kenyataan. Kami masih perlu banyak perlengkapan militer dan amunisi untuk mengalahkan 'kerajaan terakhir di dunia'.
T: Bagaimana Ukraina melihat peluang negosiasi damai dan pembicaraan dengan Rusia? Apakah Ukraina masih percaya bisa mencapai perdamaian dengan Rusia? Syarat dan ketentuan apa yang membuat Ukraina akhirnya kembali ke pembicaraan damai dengan Rusia?
Sampai tentara Rusia terakhir masih menginjakkan kaki di tanah Ukraina, tak ada negosiasi yang bisa dilakukan. Tarik pasukan, lari, atau mati. Setelah mereka kembali ke Rusia atau mati, kita bisa bicara. Dan, kita bisa mendiskusikan masa depan Rusia, dan mengenai kompensasi, raparasi, dan semua yang mereka lakukan di Ukraina. Untuk semua kejahatan perang yang telah dilakukan di Ukraina.
Saya rasa ini penting bagi semua pihak untuk melihat ini. Saya bisa merujuk pada pidato Presiden Zelensky sebelum pertemuan G20 di Bali. Dia menyampaikan pandangannya mengenai bagaimana Anda melihat akhir dari agresi ini? Bagaimana Anda melihat pemulihan perdamaian? Kami menyebutnya peace formula yang berisi 10 poin, mengenai keamanan makanan, keamanan energi, keselamatan nuklir, piagam PBB, dan lain-lain.
Jadi ini sangat jelas, sangat nyata, dan saya ini adalah rencana visible bagaimana memulihkan perdamaian dan bagaimana mencegah hal ini terjadi di masa depan.
Jadi ini adalah poin untuk melanjutkan negosiasi setelahnya. Sebelum poin itu dilakukan, tidak ada yang akan mencapai kesepakatan.
Saya bicara bukan soal wilayah yang baru diduduki, saya bicara soal seluruh wilayah Ukraina seperti pada 1991, termasuk Crimea. Crimea akan segera kembali ke Ukraina, ini tidak terhindarkan. Ini proses tak terhindarkan yang tak akan kami hentikan.
Seperti yang saya sampaikan Rusia tidak mampu bernegosiasi. Jangan berteriak soal negosiasi di mana pada saat yang sama meluncurkan rudal terhadap warga sipil dan membunuh mereka. Jika Anda ingin bernegosiasi, hentikan. Berhenti berperang. Berhenti membunuh warga sipil. Mungkin setelah itu, seseorang akan mendengar Anda.
Anda tahu, suara seorang pembual tak bisa didengar karena tertutupi suara rudal yang menghantam objek sipil. Kami tidak butuh mediator dalam proses ini. Kami tidak butuh orang-orang yang berujar 'kami akan membawa Anda ke perdamaian, kami akan bantu Anda bernegosiasi'. Kami tidak butuh. Kalian bisa membantu kami dengan membujuk Rusia menarik pasukannya. Itu akan menjadi bantuan berarti untuk menyudahi perang ini.
T: Bagaimana sikap Ukraina terhadap Palestina? Apakah menurut Anda dunia sudah cukup membantu Palestina?
Setiap konflik, setiap perang yang terjadi di dunia punya kondisi yang berbeda, sifat yang berbeda. Dan kita tidak boleh seperti orang-orang yang tidak mengerti sejarah maupun tak pernah mencari tahu soal geopolitik dengan berkata "Oh, semua perang sama. Apapun yang terjadi itu adalah perang. Orang-orang mati." Tidak seperti itu. Itu tidak sama.
Mereka persoalan yang mirip, seperti agresi Rusia di Georgia pada 2008, seperti agresi Rusia di Ukraina. It's one thing. Tapi Rusia mengebom kota, contohnya, atau Rusia membunuh ratusan ribu muslim Chechen selama perang Chechen itu berbeda.
Itu konsekuensi buruk, itu sangat mematikan, itu sangat jahat, tapi itu semua berbeda.
Sama seperti palestina. Sejak awal palestina adalah kasus yang berbeda. Sebagai sejarawan, saya meminta semua orang yang tidak mengerti ini untuk membaca buku, setidaknya baca wikipedia, itu bisa memberitahu anda bagaimana perang itu dimulai, bagaimana kemudian perang itu berkembang, apa yang terjadi, dan siapa orang yang berperan dalam situasi tersebut.
Yang bisa saya sampaikan sekarang adalah Ukraina mendukung perdamaian, telah mendukung perdamaian sepanjang sejarah kita. Faktanya adalah kami adalah salah satu negara pertama di dunia yang mengakui Palestina sebagai negara merdeka, yang mengakui Palestina sebagai anggota PBB, kami juga salah satu negara pertama yang membuka kedutaan Palestina di Kyiv di Ukraina. Dan Duta Besar Palestina ditunjuk pada waktu yang sama. Jadi kami mengikuti dengan seksama semua resolusi dewan keamanan PBB tentang Palestina.
Jadi, kami bekerja sama dengan Palestina. Kami juga bekerja sama dengan Israel pada titik yang sama seperti bisnis dan semacamnya. Jika kami adalah teman Palestina, bukan berarti kami jadi bermusuhan dengan Israel, begitu pula sebaliknya.
Kami bisa bekerja sama dengan China dan Jepang di waktu yang sama. Kami bisa bekerja sama, bagaimanapun namun bukan sekarang, dengan Korea Utara dan Korea Selatan pada waktu yang sama. Kami bisa bekerja sama dengan Kuwait dan Iran pada waktu yang sama dan lain-lain. Jadi, kami adalah mitra yang baik dengan Palestina. Aku tidak melihat ada masalah di sini.
Semua ini adalah kasus yang berbeda. Dan, semua kasus harus diperlakukan secara terpisah dan berbeda. Sebab tak ada orang yang boleh meninggal begitu saja, baik itu di Ukraina, Palestina, maupun Israel. Mereka tidak boleh menjadi korban. Dalam situasi ini, komunitas dunia harus melakukan segala kemungkinan agar ancaman atau serangan tidak akan dimulai dari salah satu sisi tersebut.
Dalam kasus Ukraina, ini tentu berbeda. Karena kami tidak balas membom Rusia setelah mereka membom kami. Ini tidak seperti saat perang dunia kedua di mana setelah pengeboman London, pasukan Inggris balas membom Berlin. Tidak seperti itu. Kami tidak membombardir Moskow. Kami tidak meluncurkan rudal ke kota-kota Rusia. Kami tidak melakukan hal tersebut. Jadi ini jelas berbeda. Ini serangan satu arah. Karena itu, sekali lagi saya meminta kepada semua orang agar pahamilah segala konflik, pahamilah segala perang, hanya ketika Anda berpikir Anda akan bisa menarik kesimpulan dan mengerti.
Meski begitu, fakta bahwa Rusia membunuh Muslim dan orang lainnya di banyak negara, di Mali, di Chechnya, di Suriah, di Ukraina, itu fakta.
Contohnya, jika Anda ingin tahu tentang Palestina, Rusia adalah musuh terburuk umat Islam dalam sejarah terbaru dunia ini. Karena mereka bertanggung jawab atas kematian ratusan ribu jiwa perempuan dan anak-anak di Chechnya, 20 tahun yang lalu. Mereka juga bertanggung jawab atas banyak korban perempuan dan anak anak di Aleppo, contohnya, ketika mereka membombardir kota tersebut.
Mereka juga bertanggung jawab atas banyaknya umat Islam di Mali yang tewas ketika tentara bayaran Wagner membunuh Muslim di Balk dan lain lain, juga Afghanistan. Itu semua orang Islam.
Kita tidak bicara tentang Moldova, Georgia, dan Ukraina, tentu saja. Tangan mereka berlumuran darah orang-orang yang tidak bersalah. Di tangan Rusia. Kita harus jelas tentang itu. Kita tidak boleh menyembunyikan ini. Kita harus bicara soal ini. Jika tidak, orang-orang bakal tetap berpikir bahwa Rusia adalah pihak yang baik, negara kawan dan sahabat. Padahal tidak. Mereka iblis.
(bac)