Jakarta, CNN Indonesia --
Rusia telah menginvasi Ukraina selama setahun terhitung sejak 24 Februari 2022. Namun, hingga kini belum tampak tanda-tanda perang akan berakhir. Di wilayah Ukraina timur bahkan pertempuran sengit terjadi.
Pasukan Rusia berusaha menguasai Bakhmut, tetapi pasukan Ukraina terus melawan. Sejumlah pihak tak bisa memastikan kapan perang berakhir. Namun, beberapa pengamat menilai perang mungkin selesai dengan kondisi tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut deret skenario yang bisa membuat perang Rusia dan Ukraina berakhir.
1. Negosiasi damai
Rusia dan Ukraina sempat beberapa melakukan negosiasi. Namun, langkah ini tak menuaikan hasil. Perang tetap berkecamuk dan korban berjatuhan.
Dalam wawancara khusus CNNIndonesia.com dengan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengatakan negosiasi bisa berlangsung jika pasukan Rusia angkat kaki dari negara itu.
"Selama pasukan Rusia masih ada di Ukraina tak ada negosiasi yang mungkin dilakukan. [Kecuali Rusia] menarik pasukan, kita bisa bicara," kata Vasyl, Selasa (21/2).
[Gambas:Video CNN]
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Airlangga Radityo Dharmaputro menilai negosiasi berlangsung jika Ukraina berhasil memukul mundur Rusia.
"Pasokan senjata dari Barat, terutama tank, ini bisa membuat Rusia dipukul mundur," ucap Radityo pada (18/1).
Belakangan, sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Jerman, ramai-ramai bakal mengirim tank ke Ukraina guna membantu mereka melawan pasukan Rusia.
Di sisi lain, Rusia enggan mundur karena cara ini akan membuat malu pemerintah dan memicu gejolak domestik.
Sementara itu, pengamat dari Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), Waffaa Kharisma, memiliki pandangan sendiri.
"Negosiasi damai terjadi kalau perang begitu melelahkan dan membuat kedua pihak capek atau salah satu pihak menang telak dan akhir serta tujuan perang tercapai." kata dia.
Ia kemudian berujar, "Pihak ini yang atur [soal] aturan kemenangan dan resolusi hasil negosiasi damai."
Waffaa lalu menggarisbawahi jika negosiasi damai baru tercipta karena kedua pihak sama lelah, maka bantuan senjata sebetulnya bisa membantu.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
2. Putin lengser
Skenario lain yang mungkin bisa mengakhiri perang yakni saat Vladimir Putin tak lagi menjadi presiden Rusia.
Pengamat politik dan Sosiolog Rusia, Grigory Yudin, bahkan sampai mengatakan jika Putin dan jajarannya tetap bercokol di Kremlin maka perang terus berkobar.
Pernyataan itu, ia sampaikan saat membahas Rusia tengah kampanye militer dan mempersiapkan perang besar.
Cara hidup militer akan bertahan selama Putin dan timnya berada di Kremlin," kata Yudin, seperti dikutip AFP, Kamis (16/2).
Ia kemudian berujar, "Jika mereka berada di sana selama 20 tahun, maka Rusia akan berperang selama 20 tahun."
Waffaa juga memiliki penilain serupa. Menurut dia, jika ada pergantian rezim posisi Rusia di Ukraina mungkin berbeda.
"Kalau rezim ganti ya ada kemungkinan posisi Rusia berubah, semisal stance [sikap] terhadap standar kemenangan. Apa kemenangan Rusia," kata dia.
Radityo bahkan menyebut bukan cuma pergantian presiden yang membuat perang berakhir tetapi secara keseluruhan.
"Skenario perang berakhir dalam waktu dekat ini hanya kalau terjadi pergantian rezim di Rusia. Itu pun harus perubahan total, bukan cuma ganti Presiden," ujar dia.
Selebihnya, nyaris belum ada tanda apapun ini akan berakhir, imbuhnya.
Namun, Putin sampai saat ini dianggap masih punya kekuatan sekaligus pengaruh, sehingga sulit mengalahkan dia dalam kontestasi politik atau bahkan sampai tahap kudeta.
3. Putin meninggal
Pada Desember lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan invasi Rusia akan berakhir jika Putin meninggal.
Ketika itu, ia sedang wawancara dengan David Letterman dalam acara "My Next Guest Needs No Introduction," demikian dikutip Business Insider.
Letterman bertanya, "Anggap saja Putin terkena flu yang sangat parah atau tak sengaja jatuh dari jendela dan meninggal. Apakah [invasi] ini akan berlanjut,"
Zelensky lalu menjawab, "Tidak. Tidak akan ada perang. Tidak akan ada."
Namun, pengamat militer Alexander Kovalenko tak sepakat dengan Zelensky. Menurut dia, perang akan berlanjut dengan skenario yang berbeda jika Putin meninggal.
[Gambas:Infografis CNN]
Situasinya, lanjut dia, akan bergantung siapa pengganti Putin. Kovalenko percaya, salah satu perwakilan dari struktur kekuasaan Rusia bisa menjadi presiden.
Ia lalu menyebut Kementerian Pertahanan Rusia, Agen intelijen Rusia (FSB), dan Angkatan Darat punya peluang duduk di kursi kepresidenan.
"Selama mereka perlu perang berlanjut dan sampai mereka punya skenario yang efektif untuk skala besar pertempuran dari Ukraina, perang akan terus berlanjut," ujar dia, seperti dikutip Odessa Journal.