Sekte Sesat Disebut Pernah 'Setir' Pemerintah Korsel, Kok Bisa?

CNN Indonesia
Jumat, 10 Mar 2023 13:02 WIB
Sekte-sekte merajalela di Korsel. Beberapa tahun lalu, salah satu sekte bernama Yeongsegyo bahkan disebut-sebut menjadi 'pemerintah bayangan' di Korsel.
Gelombang protes yang berujung pada pemakzulan Park Geun Hye. (AFP Photo/Ed Jones)

Namun, lambat laun ia membuka pintu bagi Choi karena sekte pimpinannya saat itu, Crusaders to Save the Nation, dikenal pro-pemerintah.

Di masa itu, dukungan pemimpin keagamaan terhadap pemerintahan gaya diktator seperti Park sangat langka. Mayoritas gereja di Korsel saat itu sangat anti-diktator.

Lebih jauh, sekte itu juga menentang komunisme, sikap yang penting di masa-masa perang ideologi antara Korut dan Korsel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Potongan koran dari era itu memperlihatkan Geun Hye dilantik sebagai presiden kehormatan Crusaders to Save the Nation.

Dalam sejumlah foto, Geun Hye juga terlihat didampingi Soon Sil ketika mengunjungi relawan kelompok tersebut.

Sebagian publik saat itu tak terima melihat kedekatan Geun Hye dengan Choi. Laporan intelijen Korsel mengungkap bahwa Choi merupakan pastor gadungan yang menggunakan hubungannya dengan Geun Hye demi suap.

Pada 1979, Park sampai-sampai dibunuh oleh orang yang protes karena sang presiden membiarkan Geun Hye dekat dengan Choi.

Tak hanya itu, pelaku juga naik pitam karena Park tak menghentikan aktivitas korup Choi. Geun Hye sendiri mengakui bahwa ayahnya memang pernah bertanya langsung mengenai dugaan korupsi Choi, tapi tak ada bukti.

Sepeninggal Park, Geun Hye mengurung diri. Namun, Choi masih terus menemani. Laporan intelijen tahun 1989 menyebut Choi memberikan kebutuhan sehari-hari Geun Hye.

Menurut laporan yang didapat harian Chosun Ilbo itu, Choi terus mengatakan bahwa Geun Hye kelak akan menjadi "ratu" di Negeri Ginseng.

Di periode ini, Choi terus menyedot dana dari yayasan yang dikelola Geun Hye. Kelakuan Choi ini terendus oleh keluarga Park.

Pada 1990, saudara-saudara Geun Hye akhirnya menuliskan surat kepada Presiden Roh Tae Woo agar menghentikan aksi Choi. Mereka memohon Tae Woo untuk menyelamatkan Geun Hye dari manipulasi.

Upaya mereka sia-sia. Dalam kabel diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks pada 2007, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Seoul melaporkan rumor bahwa Choi "memegang kendali penuh atas jiwa dan raga Geun Hye dan karena itu, anaknya [Soon Sil] meraup kekayaan besar."

Ketika Choi wafat pada 1994, Soon Sil mengambil alih posisi sang ayah di kehidupan Geun Hye. Soon Sil mengatur berbagai keputusan untuk Geun Hye.

"Soon Sil benar-benar memberi tahu presiden untuk melakukan ini itu. Tak ada yang bisa diputuskan sendiri oleh presiden," kata mantan karyawan salah satu yayasan Soon Sil, Lee Seong Han.

(has)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER