1 dari 3 siswa usia 12 hingga 16 tahun di Belgia pernah menjadi korban intimidasi di sekolah.
Menurut otoritas setempat, bullying di lingkungan sekolah meningkat 10 kali lipat karena pelecehan di dunia maya. Masalah intimidasi diperparah dengan penggunaan media sosial oleh siswa.
Melihat tingginya kasus bullying, di Belgia muncul gerakan satu minggu untuk pencegahan intimidasi di sekolah baik untuk korban, saksi, orang tua hingga profesional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan mengungkap 1 dari 6 pelajar di Jerman mengalami perundungan di sekolah.
Lihat Juga : |
Studi yang dirilis PISA menemukan sebanyak 15,7 persen anak usia 15 tahun di Jerman pernah menjadi korban perundungan di sekolah setidaknya beberapa kali dalam sebulan.
"Perundungan adalah masalah utama di sekolah, dengan sebagian besar siswa melaporkan menjadi korban," tulis laporan tersebut.
Studi HSBC pada Juni 2021 menemukan 8,5% siswa Luksemburg menjadi korban cyberbullying secara online. Sebanyak 16,6% siswa pernah mengalami intimidasi secara langsung.
Dalam sebuah pernyataan beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan Claude Meisch memperingatkan agar tidak meninggalkan anak-anak dan remaja sendirian, karena era digital memperburuk dan memfasilitasi perundungan dalam berbagai bentuk.
Kasus penindasan di sekolah-sekolah Portugal meningkat sebesar 37 persen pada tahun 2021-2022.
Kepolisian Portugal bahkan mencatat 2.847 insiden cedera dan ancaman kriminal karena bullying sepanjang tahun ajaran.
Dari 2.847 insiden tersebut, 1.169 merupakan kekerasan fisik, dan 752 merupakan ancaman.
Dibandingkan dengan tahun 2020-2021 selama pandemi Covid-19, terdapat 783 kasus lebih banyak yang dilaporkan termasuk insiden fisik dan pengancaman.
(dna/bac)