ANALISIS

Xi Jinping Mau Damaikan Rusia-Ukraina, Mungkinkan Putin Manut?

CNN Indonesia
Selasa, 21 Mar 2023 06:45 WIB
Xi Jinping Foto: DW (News)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden China Xi Jinping telah tiba di Rusia, untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Vladimir Putin. Konflik Rusia-Ukraina akan menjadi salah satu topik penting dalam pembahasan kedua pemimpin negara.

Bagi Xi Jinping, kunjungan kenegaraan ke Moskow bisa menjadi kesempatan tepat untuk menunjukkan pengaruh diplomatik China di panggung dunia.

Dilansir dari CNN, Beijing menyebut lawatan Xi sebagai 'kunjungan untuk perdamaian'. Xi disebut akan memainkan peran konstruktif untuk mempromosikan pembicaraan damai terkait perang Rusia-Ukraina.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di media pemerintah Rusia, Xi membingkai kunjungannya sebagai perjanjian persahabatan, kerja sama, dan perdamaian. Ia juga berjanji untuk membuka babak baru hubungan bilateral dengan Rusia.

Xi mengklaim China selama ini menjunjung tinggi posisi objektif dan tidak memihak, serta secara aktif mendorong dialog perdamaian.

Namun apakah mungkin Putin akan mengikuti saran dari Xi Jinping untuk menghentikan perang di Ukraina?

Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Pelita Harapan, Aleksius Jemadu, mengatakan Rusia kemungkinan akan mempertimbangkan tawaran 'juru damai' dari China.

"Saya duga Rusia akan mempertimbangkan secara serius tawaran China karena dua alasan," kata Aleksius kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/3).

Alasan pertama, China adalah salah satu negara yang lebih dipercaya oleh Putin, daripada Amerika Serikat. Kedua, Putin akan terus membutuhkan peran China untuk waktu ke depannya.

"Sementara dari sudut pandang China, ini kesempatan untuk memperkuat bangkitnya global prominence Beijing di tengah jalan buntu yang tidak bisa diatasi Amerika serikat dan negara-negara Barat," ujar Aleksius.

Menurutnya, ada agenda besar dari Negeri Tirai Bambu untuk mengukuhkan kepemimpinan globalnya. Tentunya ambisi ini adalah untuk mengurangi dominasi Amerika Serikat dan sekutu Baratnya.

Guru Besar HI UPH ini juga menjelaskan, tentu akan ada 'insentif' yang ditawarkan China untuk menengahi konflik Rusia-Ukraina.

Bagi Ukraina, China diperkirakan akan memberikan insentif ekonomi yang dibutuhkan untuk bertahan dan membangun kembali negara dari kehancuran perang.

Sementara bagi Moskow, Beijing akan menjanjikan kerja sama strategis jangka panjang dari segi ekonomi dan keamanan, serta perlindungan bagi Putin dari sanksi internasional.

"Keberhasilan ini akan menaikkan pamor Beijing sebagai problem solver, baik di mata internasional maupun domestiknya," ungkapnya.

Lawatan Xi ke Negara Beruang Merah diberi tajuk sebagai 'kunjungan untuk perdamaian'. Beijing disebut ingin berperan sebagai mediator antara Rusia dan Ukraina.

Sejauh ini, China menempatkan diri sebagai pihak netral dalam konflik Rusia-Ukraina.

Kunjungan itu dilakukan tiga hari Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) mengeluarkan perintah penangkapan untuk Putin, karena diduga mengizinkan deportasi anak-anak Ukraina secara ilegal ke Rusia.

Di sisi lain, kunjungan Xi ke Rusia juga dipandang skeptis oleh Amerika Serikat lantaran hanya akan menguatkan penaklukan Rusia di Ukraina hingga saat ini.

Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menegaskan apa pun seruan China-Rusia hanya akan memberi Putin lebih banyak waktu untuk melatih kembali, mengatur ulang, serta melancarkan serangan baru di Ukraina pada waktu yang dipilihnya.

(dan/bac)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK