Pada pertengahan 2022 lalu, Lvova-Belova juga mengadopsi seorang remaja Ukraina untuk keluarganya. Anak itu berasal dari kota Mariupol yang sejak awal invasi dikuasai Rusia.
Remaja tersebut diduga menjadi contoh dan propaganda kesuksesan adopsi dari Ukraina ke Rusia.
Menurut klaim Lvova-Belova, remaja itu mulai mencintai Rusia setelah beberapa bulan tinggal di Negeri Beruang Merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kami membawa mereka ke wilayah teritori Moskow, awalnya mereka berbicara negatif soal [Putin], mengatakan segala hal buruk, menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina," ujar Lvova-Belova, seperti dikutip dari Newsweek.
Ia kemudian berujar, "Tapi, kemudian mereka berubah mencintai Rusia."
Pada April 2022, kantor Komisioner Hak untuk Anak Rusia juga menyatakan sekitar 600 anak-anak dari Ukraina telah dipindahkan di panti asuhan di Kursk dan Nizhny Novgorod.
Mereka kemudian dikirim ke keluarga Rusia yang bersedia mengadopsi anak-anak itu.
Lalu pada pertengahan Oktober, sekitar 800 anak-anak dari Donbas Ukraina hidup di daerah Moskow dengan keluarga yang mengadopsi mereka.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL MbS Disebut Mau Ubah Saudi hingga AS Tolak Gencatan Senjata Rusia |
Anak-anak Ukraina dikirim untuk tinggal di institusi dan dengan keluarga asuh di 19 wilayah Rusia yang berbeda. Wilayah itu mencakup Novosibirsk, Omsk, dan Tyumen di Siberia dan Murmansk.
Menanggapi perintah surat penangkapan ICC, Lvova-Belova tak ambil pusing. Ia malah menilai pengadilan internasional itu mengapresiasi kerja-kerja dirinya yang ia anggap telah menyelamatkan anak-anak Ukraina.
"Sangat menyenangkan bahwa komunitas internasional menghargai kerja-kerja kita bahwa kita tak meninggalkan mereka di zona perang, kita membawa mereka keluar, kita menciptakan kondisi yang baik untuk mereka,"kata dia, seperti dikutip CNN.
(isa/bac)